Selasa 10 Sep 2019 08:18 WIB

Usut Tuntas Pelemparan Ular di Asrama Papua

Mulai dari menistakan bendera merah putih, melakukan ujaran kebencian serta rasialis.

Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10 Surabaya, Jawa Timur.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10 Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta aparat kepolisian mengusut tuntas insiden pelemparan karung berisi ular di asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pada Senin (9/9) dini hari. Fadli mengatakan, kepolisian harus bertindak tegas terhadap kasus yang dinilainya tidak terpuji itu.

"Aparat harus menegakkan hukum dengan cepat dan tepat. Kenapa ini bisa terjadi, karena menurut saya penegakan hukum terkesan lambat, kurang cepat, dan kurang ekspose dari aparat penegakan hukum," tutur Fadli Zon, Senin (9/9).

Baca Juga

Politikus Partai Gerindra ini juga meminta agar aparat kepolisian segera mengusut secara tuntas kasus provokasi ini. Apalagi, menurut Fadli, oknum yang selama ini menjadi dalang kericuhan di Papua sudah jelas.

Mulai dari menistakan bendera merah putih dan juga melakukan ujaran kebencian dan rasialis. Tidak menutup kemungkinan, jika tidak dituntaskan, tindakan seperti ini akan terulang lagi.

"Saya kira provokasi ini bertujuan untuk membuat masyarakat Papua marah dan kemudian mendapatkan perhatian dari dunia internasional. Kasus seperti ini tidak akan selesai jika tidak ada ketegasan dari aparat," ujar Fadli.

Pada Senin dini hari, penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Nomor 10, Surabaya, mengaku mendapat kiriman karung berisi ular. Salah satu penghuni asrama, Yoab Orlando, membenarkan adanya kiriman karung berisi ular tersebut.

"Iya benar (ada kiriman ular) pada pagi subuh pukul 04.19 WIB. Dua motor yang ditumpangi empat orang, hendak berhenti di depan asrama dan melemparkan dua karung, mulut karung terbuka berisi ular ke dalam pekarangan asrama," ujar Yoab melalui pesan singkatnya.

Yoab mengaku ada dua karung yang dilemparkan ke halaman asrama. Satu karung berisi ular piton. Sementara, satu karung lainnya berisi tiga ular yang menurut pengakuannya agresif dan berbisa.

Yoab mengaku telah berusaha menangkap tiga ular tersebut meski tidak berhasil. "Karena mereka (ular) bergerak menuju selokan di dalam asrama, sementara ular di dalam karung plastik kami berhasil tangkap karena ularnya belum keluar dari karung," kata Yoab.

Yoab menambahkan, kiriman ular tersebut sempat membuat penghuni asrama heboh. Mereka bergegas bangun dan keluar dari kamar. Seusai kejadian itu, para penghuni kembali mengecek tiga ekor ular yang belum ditemukan. "Sampai detik ini (belum ketemu), semoga tidak ada korban akibat gigitan tiga ekor ular itu di kemudian hari," ujar dia.

photo
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).

Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Timur meminta masyarakat tidak terprovokasi isu adanya dugaan teror berupa pelemparan karung berisi ular ke asrama mahasiswa Papua. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menduga ada pihak yang sengaja memanas-manasi situasi di asrama mahasiswa Papua. "Jangan sampai terprovokasi. Karena, mungkin ada skenario dari pihak lain untuk memanas-manasi situasi," kata Barung dikonfirmasi Senin (9/9).

Barung merasa tidak mungkin ada teror berupa pelemparan karung berisikan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Pasalnya, kata dia, masih ada aparat kepolisian dari Polda Jatim yang menjaga keamanan dengan ketat di sekitaran asrama mahasiswa Papua. "Mana mungkin dilempar dari luar sebab asrama kita jaga keamanannya," ujar Barung. N ali mansur/dadang kurnia, ed: agus raharjo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement