Senin 09 Sep 2019 02:00 WIB

Kabut Asap Ancam Wilayah Jambi

Ribuan orang menderita ISPA akibat menghirup asap kebakaran hutan dan lahan.

Red: Nur Aini
Ilustrasi kebakaran lahan.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Ilustrasi kebakaran lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah diJambi sejak dua bulan terakhir mengancam terjadinya kabut asap. Bahkan, sejumlah kabupaten di provinsi itu kini sudah terdampak kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan.

Hampir setiap hari terjadi karhutla di provinsi itu, seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi, dan Batanghari. Sejumlah kabupaten dan kota sudah terdampak kabut asap sehingga pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan siswa Sekolah Dasar (SD) agar terhindar dari paparan kabut asap.

Baca Juga

Seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi, kabut asap terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengambil kebijakan meliburkan siswa SDdan menghentikan sementara liga pelajar yang diselenggarakan Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Akibat kabut asap pada pagi hari, jarak pandang di kabupaten itu sekitar 100 meter, sedangkan pada malam hari lebih pekat.

“Melalui alat (konsentrasi) PM 2,5 selalu di-update setiap waktunya, menunjukkan (polusi) udara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sempat berada di level berbahaya,” kata Kepala Dinas Lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Gustin Wahyudi di Jambi.

Hasil pengukuran konsentrasi partikulat PM 2,5 pada 5 September pukul 00.00 sampai 23.55 WIB menunjukkan kualitas udara Tanjung Jabung Timur turun menjadi tidak sehat dan kemudian berbahaya, sedangkan tujuh jam selanjutnya masuk kategori sangat tidak sehat dan berbahaya.

Begitu pula di Kota Jambi, meski titik api tidak sebanyak di kabupaten lainnya, kota itu turut terdampak kabut asap akibat karhutla di kabupaten tetangga.

Juru Bicara Pemerintah Kota Jambi Abu Bakar mengatakan pada malam hari kualitas udara di kota itu terjadi peningkatan menjadi tidak sehat, bahkan berbahaya.

“Kualitas udara di Kota Jambi cenderung menjadi buruk mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB,” katanya.

Berdasarkan pantauan dari alat ukur Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Air Quality Monitoring System (AQMS) Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, kualitas udara di Jambi pada malam hari, hasil pengukuran konsentrasi partikulat PM 2,5, di atas baku mutu dengan nilai 353, kategori berbahaya. Pada siang hari, kualitas udara di kota itu cenderung stabil dan normal. Seperti pada 7 September, alat ukur ISPU AQMS pengukuran konsentrasi partikulat PM 2,5 berada di bawah baku mutudengan nilai 40.

Hujan sempat turun di provinsi itu, sedangkan sejak dua pekan terakhir sebelumnya hujan tak kunjung turun di Jambi. Saat ini karhutla di provinsi itu mulai meningkat, yang berdampak terhadap kabut asap. Akibat kabut asap tersebut, kasus Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) mulai meningkat, khususnya di Kota Jambi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jambi Nur Indrayeti mengatakan ISPA mulai meningkat sejak minggu kedua Agustus. Kabut asap di kota itu mulai terjadi pada minggu pertama Agustus.

Pada minggu pertama Agustus, terdapat 1.707 masyarakat menderita ISPA, minggu kedua mengalami peningkatan menjadi 2.189 penderita, sedangkan minggu ketiga terjadi peningkatan menjadi 2.577 orang.

Terjadi penurunan penderita ISPA pada minggu keempat Agustus, namun tidak begitu signifikan, di mana tercatat 2.224 penderita.

“Penurunan jumlah penderita ISPA tersebut karena pada saat turun hujan kabut asap menurun, akan tetapi dalam sepekan terakhir kabut asap kembali menebal, terutama pada malam hari,” kata dia.

Dia menjelaskan peningkatan kualitas udara menjadi tidak sehat hingga berbahaya pada malam hari karena tekanan udara menurun sehingga partikel debu dan asap yang terbawa udara menurun. Kualitas udara tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.

Untuk mencegah masyarakat terpapar kabut asap, pemerintah kota itu memberikan imbauan kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Pemerintah Provinsi Jambi dan pemerintah kabupaten lainnya turut memberikan imbauan serupa kepada masyarakat.

Jika warga harus melakukan aktivitas di luar ruangan, diimbau mengenakan masker. Selain itu, masyarakat diimbau menerapkan perilaku hidup sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, mencuci sayuran sebelum dimasak, dan buah-buahan sebelum dimakan.

Salah seorang warga Kota Jambi,Yesi, mengeluhkan terjadinya kabut asap, pasalnya membuat anaknya yang berusia lima tahun menderita ISPA. Yesi berharap, pemerintah mampu menangani karhutla di provinsi itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement