Ahad 08 Sep 2019 11:30 WIB

Jabar Gandeng WWF untuk Konservasi Lingkungan Hidup

WWF akan dilibatkan dalam program Citarum Harum.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sektor 7 Citarum Harum tengah menutup saluran limbah siluman yang berada di Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (5/9). Sekaligus mengecek kadar PH air limbah.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Sektor 7 Citarum Harum tengah menutup saluran limbah siluman yang berada di Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (5/9). Sekaligus mengecek kadar PH air limbah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menandatangani nota kesepakatan dengan  World Wildlife Fund of Nature (WWF) Indonesia. Kerja sama ini terkait optimalisasi konservasi lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan di Jabar.

Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan CEO WWF Indonesia Rizal Malik, di Gedung Pakuan. Menurut Ridwan Kamil, kerja sama dengan WWF Indonesia dilakukan untuk menjadikan Jawa Barat sebagai mitra utama dalam program pelestarian lingkungan. Kerja sama tersebut, menyangkut program edukasi, rehabilitasi, konservasi, termasuk penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

“Kita nanti akan terjemahkan melalui berbagai program. Ada edukasi, rehabilitasi, konservasi, juga terkait penanganan Citarum kita akan kerja samakan, mereka punya ahli-ahli (lingkungan) dunia, karena mereka organisasinya, organisasi dunia,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Ruang lingkup kesepakatan antara Pemdaprov Jabar-WWF Indonesia meliputi enam hal. Pertama, peningkatan kapasitas dan pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi pada sektor bisnis produksi dan/atau ekstraktif berbahan dasar kayu, rotan, dan sawit, serta perikanan budi daya.

Kedua, kata dia, sosialisasi dan edukasi kebijakan dan/atau peraturan tentang pembatasan atau pemilahan sampah plastik pada tingkat individu, rumah tangga, dan kelompok masyarakat. Ketiga, kata dia, dukungan dan kampanye penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, dan peningkatan kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Keempat, partisipasi dan dukungan untuk pelaksanakan program One Planet City Challenge (OPCC). Kelima, partisipasi dan dukungan untuk pelaksanakan program new trees and my baby trees melalui penanaman pohon untuk penghijauan di wilayah kritis.

Kerja sama keenam kata dia, adalah gerakan program signing blue sebagai implementasi pelaksanaan prinsip-prinsip pariwisata yang bertanggung jawab. Ketujuh, pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi melalui program berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi. Kerja sama yang terakhir, adalah kegiatan lain yang disepakati oleh para pihak.

Sementara menurut CEO WWF Indonesia Rizal Malik,  berbagai upaya yang dilakukan oleh WWF saat ini adalah fokus untuk mengubah perilaku manusia terhadap lingkungan alam. “Ataupun mengubah perilaku atau praktek-praktek korporasi yang merugikan habitat di mana kita tergantung keberlanjutan hidup manusia,” kata Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement