REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan, pembukaan blokir akses internet di Papua dilakukan secara bertahap dari satu kota ke kota lainnya. Rudiantara mengatakan, pembukaan blokir itu disesuaikan dengan situasi keamanan tiap kota.
"Nah, yang nanti dicabut pembatasannya yang datanya. Artinya nanti data internet bisa jalan lagi. Bertahap itu dalam artian kabupaten kotanya," kata Rudiantara di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9). Menurut dia, Menkopolhukam Wiranto juga akan memberikan pernyataan soal pembukaan blokir akses internet itu.
Rudiantara mengatakan, pemblokiran sebelumnya dilakukan lantaran adanya akun-akun yang dinilai provokatif. Akun itu, klaim Rudiantara, menggunakan Bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Konten tersebut disebut Rudiantara dari 20 negera.
"Jadi, isu Papua ini bukan hanya isu domestik tapi ada juga dari internasional," kata Rudiantara. Ia juga menambahkan, konten internet soal isu Papua itu berasal dari Eropa dan Asia.
Seperti diketahui, selama beberapa pekan, Papua terisolasi dari jaringan internet yang diblokir pemeintah. Tindakan pemerintah ini menyikapi ekskalasi konflik yang terjadi di Bumi Cenderawasih pascaprotes tindakan rasial di Surabaya.
Namun, tindakan pemblokiran ini justru menimbulkan kecaman berbagai pihak. Kementerian Kominfo dinilai melanggar hak informasi warga Papua dan menyulitkan kantor berita untuk mewartakan keadaan sebenarnya yang terjadi di Papua.