REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Award 2019 menganugerahkan penghargaan kepada empat tokoh pilihan dalam dunia perbukuan berdasarkan masing-masing kategori. Penghargaan pertama diberikan kepada Marcella FP untuk kategori Writer of The Year 2019.
Marcella penulis buku "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini", yang sedang dalam proses untuk masuk ke layar lebar. Penghargaan kedua diraih oleh penulis buku "Filosofi Teras" yakni Henry Manampiring, untuk kategori Book of The Year 2019.
Penghargaan berikutnya berkategori Literacy Promoter 2019, yang dianugerahkan kepada Firman Vanayaksa. Firman ini mengembangkan gerakan Motor Literasi alias Moli, untuk meningkatkan literasi masyarakat.
Penghargaan terakhir dimenangkan oleh Fiersa Besari untuk kategori Rookie of The Year 2019. Kategori tersebut baru dibuat pada Ikapi Award tahun ini. Fiersa sendiri adalah penulis novel "11:11", musisi dan pecinta alam bebas.
Ketua Umum Ikapi, Rosidayati Rozalina menuturkan, kepedulian Ikapi kepada para penulis dan pegiat literasi diselenggarakan melalui Ikapi Award ini. Sebab merekalah yang menjadi sumber naskah dan motor industri penerbitan. Ikapi Award diberikan kepada penulis terbaik, buku terbaik dan pegiat literasi terbaik.
Ikapi, lanjut Rosida, juga tidak tinggal diam dengan dinamika penulisan buku. Tahun ini para penerima Ikapi Award adalah generasi zaman now yang ternyata punya kemampuan mengintegrasikan kemampuan menulis dan mempromosikannya melalui terobosan-terobosan yang mungkin tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya.
"Sehingga pada tahun ini kami berikan juga penghargaan kepada penulis pendatang baru terbaik," katanya.
Ketua Panitia IIBF 2019, Djadja Subagdja mengatakan, IIBF 2019 diselenggarakan pada 4 hingga 8 September. Di IIBF kali ini ada banyak kegiatan untuk meningkatkan literasi masyarakat.
"Ada peluncuran buku, dan wisata literasi. Kita mengundang siswa PAUD, TK, SD terutama, dan juga SMP, di hari-hari terutama Rabu, Kamis, Jumat agar mereka bisa mengenal buku terutama buku-buku asing," ungkapnya.
Djadja menambahkan, panitia menyediakan Zona Kalap, zona di mana masyarakat bisa membeli buku dengan diskon besar-besaran, 40 hingga 90 persen dari berbagai penerbit. Juga tersedia 500 ribu eksemplar buku yang terdiri dari 5.000 judul yang diterbitkan oleh 250 penerbit. Di zona tersebut pun ada produk non-buku berupa mainan edukatif dan pernak-pernik perbukuan.