Kamis 05 Sep 2019 05:05 WIB

Kerajaan Tarumanegara Disebut Fiktif, Sejarawan Minta Pembuktian

Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyatakan Sriwijaya dan Tarumanegara adalah fiktif.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BEKASI, AYOBANDUNG.COM -- Sejarawan Bekasi, Ali Anwar, angkat bicara terkait pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi yang kontroversial mengenai Kerajaan Tarumanegara. Dalam pernyataannya, Ridwan mengatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara adalah fiktif belaka.

Ali menyebut bahwa fiktif atau tidaknya sebuah peninggalan sejarah harus dibuktikan hasil penelitiannya. Jika bisa membuktikan, berarti penelitian sebelumnya menjadi gugur.

AYO BACA : Satu Keluarga Asal Bekasi Jadi Korban Kecelakaan Cipularang

“Tapi kalau tidak bisa membuktikan, dia harus mengumumkan ke publik tentang kelemahan penelitiannya, lantas minta maaf,” kata Ali, Selasa (3/9/2019).

Dia menjelaskan, keberadaan Kerajaan Tarumanegara sebelumnya sudah diteliti oleh para ahli arkeologi dan ahli filologi seperti Slamet Mulyana dan Hasan Jafar.

AYO BACA : Pengurus Posyandu Bekasi Tunggu Pencairan Honor Kemasyarakatan

Sementara, Prasasti Tugu yang ada di Cilincing, Jakarta Utara, (sebelum 1976 Cilincing masuk wilayah Bekasi) sudah dibaca ahli filologi UI Poerbatjaraka. Poerbatjaraka mengatakan di sana ada nama Purnawarman dan Kali Chandrabaga.

“Saya tidak mengatakan si A fiktif dan si B non-fiktif, tapi saya lebih percaya kepada ahlinya. Apalagi seperti Hasan Jafar yang meneliti puluhan tahun Tarumanegara di Kompleks Percandian Batujaya, Karawang,” ujar Ali.

Sebelumnya, budayawan Betawi Ridwan Saidi menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Tarumanegara adalah fiktif. Hal itu didasarkan adanya kekeliruan penerjemahan bahasa sehingga tidak ada bukti kuat mengenai keberadaan Kerajaan Tarumanegara.

Untuk diketahui, Bekasi disebut-sebut pernah menjadi ibu kota Kerajaan Tarumanegara. Jejak sejarah kejayaan Tarumanegara di Bekasi tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.

Prasasti itu menyebut perintah Raja Purnawarman untuk menggali Kali Candrabhaga atau Kali Bekasi yang bertujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara.

AYO BACA : 2.000 Nelayan Kabupaten Bekasi Terdampak Tumpahan Minyak

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement