REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Jajaran penyidik Polres Purwakarta, pastikan dua kendaraan dump truck yang terlibat kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang KM 91+200 Senin kemarin, mengalami kelebihan muatan (overload). Akibatnya, kendaraan itu tidak bisa dikendalikan saat melaju di jalan yang kondisinya menurun.
Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, membenarkan bila dua kendraan dump truck itu mengalami overload. Berdasarkan, hasil penyelidikan, olah TKP pada hari kemarin dan dilanjutkan hari ini, serta pemeriksaan saksi-saksi, termasuk dari sopir dump truck berinisial SB, kendaraan itu mengangkut 34 ton tanah bahan baku keramik.
"Padahal, kapasitas dari dumpt truck itu hanya 20 ton. Jadi, ada kelebihan muatan 14 ton," ujar Matrius, kepada Republika.co.id, Selasa (3/9).
Matrius menjelaskan, dalam peristiwa itu, sebenarnya ada dua kecelakaan. Pertama, kecelakaan dump truck dengan sopir Dedi Hidayat, yang meninggal dunia. Truk yang membawa tanah bahan baku keramik itu, mengalami rem blong, lalu terguling dengan posisi kendaraan melintang di tengah jalan.
Akibat kejadian itu, lima kendaraan dari arah Bandung, lajunya menjadi terhenti. Tak berapa lama, datang lagi dump truck yang dikemudikam oleh SB, dengan membawa muatan yang sama, yakni tanah untuk bahan baku keramik.
Truk yang dikemudikan SB ini, juga overload. Selain itu, saat di jalan yang menurun, SB mengendalikan laju kendaraannya di posisi gigi enam. Kemudian, dia melakukan engine brike ke posisi gigi lima dan empat.
Namun, karena kendaraannya melebihi kapasitas, jadi pengereman yang dilakukan oleh sopir tersebut tidak efektif. Akhirnya, kendaraan itu menabrak lima kendaraan di depannya. Lalu, belasan kendaraan di belakang dump truck dengan sopir SB ini, menabrak kendaraan itu.
Terkait dengan tanah yang diangkut dua dump truck itu, bukan milik proyek kereta cepat. Tanah itu untuk dibawa ke Karawang untuk dijadikan bahan baku keramik.