REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menerjunkan dua tim untuk melakukan identifikasi awal kecelakaan maut Cipularang yang melibatkan 21 kendaraan pada Senin (2/9).
“Saya sudah menurunkan personel dan Pak Direktur Angkutan Jalan untuk mengecek kejadian seperti apa, apa faktor-faktornya agar kejadian yang sama tidak terulang lagi,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9).
Budi menyebutkan dua tim personel terdiri dari masing-masing empat orang yang sudah bergabung dengan pihak kepolisian. Dia menjelaskan hasil temuan akan ditindaklanjuti berupa kajian yang akan mengungkap penyebab kecelakaan maut Cipularang karena sering terjadi di ruas tersebut.
“Kalau yang saya lihat di ruas itu cekung dan juga turunan dan ada rest area juga, mungkin pada saat dari Bandung melaju dengan kecepatan tinggi, kemudian menikung dan turunan,” katanya.
Proses evakuasi korban juga dilakukan PT Jasa Marga kecelakaan beruntun di Jalan Tol Purbaleunyi Arah Jakarta KM 91 Senin (02/09) kurang lebih pukul 13.00 WIB. Selain itu, petugas Layanan Jalan Tol Jasa Marga dan Polisi Jalan Raya (PJR) melakukan pengaturan lalulintas di sekitar tempat kecelakaan maut Cipularang tersebut. Ada dua pengaturan lalu lintas yang dilakukan oleh Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, yaitu Contraflow dan Pengalihan Arus Lalu Lintas.
Untuk pengguna jalan yang saat ini berada di sekitar lokasi kejadian, rekayasa lalu lintas lawan arus (contraflow) telah diberlakukan di titik awal KM 93 sampai dengan KM 90. Sedangkan untuk pengguna jalan yang saat ini dari arah Bandung menuju arah Jakarta dapat keluar melalui GT Cikamuning KM 116 dan masuk kembali ke Jalan Tol Purbaleunyi melalui GT Jatiluhur KM 81.
Saat ini, Jasa Marga Cabang Purbaleunyi bekerja sama dengan pihak Kepolisian/PJR serta Rumah Sakit terdekat telah mengerahkan kendaraan ambulans, kendaraan pemadam kebakaran dan kendaraan rescue di lokasi untuk menangani evakuasi korban dan kendaraan.