REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengirim utusan khusus, Komarudin Watubun untuk menemui pemimpin dan pemuka agama di Provinsi Papua. Komarudin mendapatkan tugas membahas berbagai permasalahan krusial yang akhir-akhir ini terjadi di Bumi Cenderawasih.
Pertemuan khusus Komarudin yang juga Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP dengan pemimpin Umat Katolik Keuskupan Jayapura, Uskup Leo Laba Ladjar, OFM, dilanjutkan pertemuan dengan pimpinan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua berlangsung pada hari Sabtu (31/8). Pada momentum itu, Komarudin menyampaikan pesan-pesan khusus Megawati, sebagaimana rilis yang diterima Antara di Kota Jayapura, Papua, Ahad (1/9).
Ketika bertemu Uskup Leo Laba Ladjar,OFM di Keuskupan Jayapura, Komarudin didampingi Ketua DPD PDIP Provinsi Papua John Wempi Wetipo. Saat bertemu pimpinan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua di kediaman Ketua Badan Pekerja Am Sinode (BPAS) GKI di Tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu, M.Th., utusan khusus Megawati Soekarnoputri itu didampingi Ketua DPD PDIP Provinsi Papua John Wempi Wetipo dan Sekretaris Calvin Mansnembra.
Kepada Uskup Leo laba Ladjar OFM, utusan Komarudin menyampaikan pesan-pesan penting dari Megawati terkait merajut kebersamaan dan semangat persaudaraan menuju perdamaian dan kesejahteraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komarudin mengatakan, Megawati senantiasa memberikan perhatian sangat besar bagi perdamaian dan kesejahteraan hidup seluruh rakyat Indonesia di Bumi Cenderawasih ini.
Menghadapi siatuasi yang sangat krusial akhir-akhir ini di Tanah Papua, kata Komarudi, Megawati menugaskannya untuk mendengar suara para pemimpin dan pemuka agama di wilayah ini.
"Hasil dari semua pertemuan ini akan segera kami laporkan kembali kepada Ketua Umum DPP PDIP di Jakarta untuk segera ditindaklanjuti demi terciptanya perdamaian di tanah Papua,” kata Komarudin.
Keluarga Besar PDIP di seluruh Tanah Air Indonesia, kata dia, senantiasa ikut merasakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan, serta keberhasilan dan kegagalan hidup seluruh lapisan masyarakat Indonesia di Papua, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan mana pun.
Kepada pihak lain, lanjut Komarudin, PDIP ingin mengingatkan semua anak bangsa bergotong royong membangun kebersamaan hidup demi Indonesia yang satu dan utuh. “Ibu Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian sangat besar bagi kedamaian dan kesejahteraan Tanah Papua dan menyampaikan keprihatinannya yang mendalam atas kasus-kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini. Semua itu dapat merusak pilar-pilar keutuhan dan kedamaian Tanah Papua pada khususnya dan persada Indonesia pada umumnya,” kata Komarudin Watubun.
Megawati, kata dia, mengetahui bahwa para pemimpin dan pemuka agama di Tanah Papua telah berkomitmen menjadi pionir dalam perjuangan menciptakan damai. Itu menjadi alasa Megawati mengutusnya menemui para pemimpin dan pemuka agama di wilayah ini. Komarudin mengakui bahwa pihaknya secepatnya berupaya menemui para pemimpin dan pemuka agama dan gereja-gereja lainya untuk maksud yang sama.
Pemimpin Umat Katolik Keuskupan Jayapura Uskup Leo Laba Ladjar O.F.M. membenarkan bahwa Megawati Soekarnoputri telah mengirim utusan khususnya, Komarudin Watubun, untuk bertemu dengannya. Banyak masalah krusial yang diperbincangkan pada pertemuan khusus itu, namun tidak semua yang dibicarakan ini dapat diberitakan di media massa. Semua ini akan disampaikan kembali oleh Komarudin kepada Megawati untuk diambil langkah dan kebijakan selanjutnya.
Ia mengatakan, para uskup gereja Katolik di Tanah Papua senantiasa bergandengan tangan dengan semua pemimpin agama dan pemuka masyarakat, pemerintah daerah serta komponen masyarakat lainnya. Mereka terus mengupayakan perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap orang tanpa kecuali.
Uskup Leo mengatakan bahwa pada tanggal 8 Agustus 2018, para uskup gereja Katolik di Tanah Papua, yaitu Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Manokwari-Sorong, Keuskupan Agats, dan Keuskupan Timika telah mengeluarkan surat edaran. Surat ini ditujukan kepada umat Katolik, ppemangku kekuasaan dan segenap masyarakat di Tanah Papua yang berisi ajakan untuk membangun Papua yang damai dan sejahtera.
“Segala bentuk perseteruan, konflik dan perang adalah tembok-tembok pemisah yang harus dirubuhkan. Segala senjata perang, pedang, tombak dan panah harus ditempa menjadi mata bajak dan alat pertanian yang menopang damai sejahtera. Perang dan semua tindakan kekerasan harus dihentikan dan tidak cukup dihentikan hanya dengan upacara adat. Untuk penyelesaian damai, hukum positif mesti ditegakkan,” tulis para uskup dalam surat edaran itu.