REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar akan membenahi infrastruktur desa dengan tiga program yaitu Jembatan Gantung (Jantung) Desa, Jalan Mulus, dan Listrik Pedesaan. Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Dedi Supandi, ketiga program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan perekonomian, meningkatkan penanganan bencana, dan pengembangan potensi wisata.
"Kami akan membangun 23 Jantung Desa yang tersebar di delapan kabupaten pada 2019. Pemilihan lokasi pembuatan jembatan gantung, kata dia, didasarkan skala prioritas," ujar Dedi kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Dedi, ada dua prioritas yang ditentukan DPM-Desa Jawa Barat yakni, akses sekolah dan perputaran roda ekonomi. Sehingga, tujuan utama program-program pembangunan desa dapat terealisasi dengan cepat. “Kita sedang membangun 23 titik Jembatan Gantung Desa. Yang itu bisa membangkitkan ekonomi dengan jalur menyambungkan konektivitas antar desar, antardesa dengan kecamatan, konektivitas anak-anak dengan wilayah sekolahnya,” kata Dedi.
Menurut Dedi, nanti ujungnya adalah peningkatan ekonomi, efektivitas waktu, dan efektivitas biaya. Mereka yang harus berkeliling sekian kilometer cukup menyebrang dengan waktu relatif singkat, mengangkut hasil pertanian tidak terlalu lama, ada efektivitas waktu dan biaya. Dengan menetapkan skala prioritas, kata dia, DPM-Desa Jawa Barat dapat menentukan 23 lokasi dari 84 lokasi yang diusulkan masyarakat. Selain mengutamakan skala prioritas, pihaknya melakukan peninjauan langsung ke lokasi.
“Pencarian lokasi sebetulnya sudah masuk lewat usulan. Usulan ada yang masuk ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), ada yang lewat media sosial DPM-Desa sendiri disertai dengan foto-foto. Sampai sekarang itu, sudah ada 84 usulan. Dari 84 usulan ini, kita lakukan peninjauan lokasi,” katanya.
Salah satu titik pembangunan Jantung Desa berada di Desa Malati, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Malati, Rusman, mengatakan bahwa keberadaan Jantung Desa mampu mempercepat perekonomian masyarakat desa yang notabane berprofesi sebagai petani. "Kebermanfaatannya sangat besar karena masyarakat yang ada di wilayah desa Malati sangat banyak untuk mengerjakan dan mengambil hasil dari desa sebelah. Kalau Jantung Desa tidak dibangun di sini, akses masyarakat sangat sulit,” kata Rusman.
Sementara menurut Warga Desa Malati yang berprofesi sebagai petani, Ujang, apabila Jantung Desa tidak dibangun, maka dirinya beserta petani lain harus menempuh jarak sekira 3 kilometer untuk sampai ke lahan garapan. “Kalau hujan, air sungai ini sangat tinggi. Saya tidak bisa lewat sini. Jadi, harus muter ke desa lain yang punya Jembatan Gantung. Ya, jaraknya lumayan jauh sekira 3 kilometer dari sini (Jantung Desa yang dibangun Pemdaprov Jabar),” kata Ujang.