Selasa 16 Jan 2024 22:55 WIB

Sungai Kampar Abrasi 1 Kilometer, 20 Rumah Warga Roboh

Jembatan gantung penyeberangan juga dalam kondisi mengkhawatirkan akibat abrasi.

Penjabat (Pj) Bupati Kampar Hambali saat meninjau kondisi jembatan gantung dan abrasi Sungai Kampar, di Desa Gobah, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau, Selasa (16/1/2024).
Foto: Humas Pemkab Kampar
Penjabat (Pj) Bupati Kampar Hambali saat meninjau kondisi jembatan gantung dan abrasi Sungai Kampar, di Desa Gobah, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau, Selasa (16/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sungai Kampar yang berlokasi di Desa Gobah, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau mengalami abrasi sepanjang 1 kilometer dengan lebar daratan tergerus abrasi mencapai 12 hingga 20 meter. Akibatnya, rumah warga yang dihuni 20 kepala keluarga roboh.

"Selain rumah warga, abrasi Sungai Kampar juga mengakibatkan jalan lingkungan ambles 800 meter lebih," kata Penjabat (Pj) Bupati Kampar Hambali, dalam keterangannya, di Kampar, Selasa (16/1/2024).

Baca Juga

Menurut Hambali, dinas terkait perlu segera melakukan pembenahan agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih banyak lagi termasuk memperbaiki jembatan gantung penyeberangan yang kini dalam kondisi mengkhawatirkan itu. Jembatan gantung penyeberangan juga dalam kondisi cukup mengkhawatirkan akibat abrasi Sungai Kampar itu.

"Jika tidak diperbaiki dengan segera akan menyebabkan jembatan itu bisa ambruk, sehingga kendaraan masyarakat melintas jembatan di Desa Gobah dan sekitarnya juga bakal terganggu. Karena itu setelah diperbaiki masyarakat setempat perlu merawat dan menjaga jembatan ini dengan baik," kata Hambali.

Penjabat Kepala Desa Gobah Jupri berharap Pemkab Kampar segera membangun turap untuk menahan abrasi sepanjang 1 kilometer di Sungai Kampar, dan segera berupaya menyelamatkan jembatan yang hampir roboh itu, membangun rumah masyarakat yang terdampak abrasi, serta memperbaiki jambatan lingkungan yang sudah rusak parah itu.

Ia juga meminta Pemkab Kampar untuk segera menghentikan kegiatan penambangan bahan galian C yang diindikasikan ilegal itu, karena jaraknya kurang 2 kilometer dari permukiman penduduk.

Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III Rullyanto mengatakan, pihaknya akan mengusahakan tanggap darurat turap/bronjong sesuai anggaran yang tersedia.

"Jika anggaran tidak mencukupi, maka akan diusulkan kembali ke Kementerian PU pusat namun untuk saat ini kami akan mengusahakan tanggap darurat turap, dan juga kami akan laporkan kepada Kementerian PU agar mendapat dukungan anggaran," katanya pula.

Kadis PUPR Kabupaten Kampar Afdal mengatakan sekarang dilaksanakan pekerjaan untuk penyelamatan sementara terhadap jembatan tersebut dengan membenahi tebing dan daerah sekitar penahan jembatan menjelang ada perbaikan permanen.

"Untuk penyelamatan jembatan ini menggunakan dana tanggap darurat dan untuk perbaikan permanen akan digunakan dari dana APBD Kabupaten Kampar. Jembatan masih bisa dilewati, namun dengan sistem antre," katanya lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement