Sabtu 31 Aug 2019 04:00 WIB

Penyakit tidak Menular Sebabkan Defisit BPJS

Gaya hidup hidup sehat mencegah penyakit tidak menular.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memperlihatkan kartu BPJS Kesehatan elektronik identitas (e-ID) dan kartu peserta BPJS Kesehatan di kantor BPJS Medan, Sumatera Utara, Selasa (8/9).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas memperlihatkan kartu BPJS Kesehatan elektronik identitas (e-ID) dan kartu peserta BPJS Kesehatan di kantor BPJS Medan, Sumatera Utara, Selasa (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Perubahan gaya hidup menyebabkan jenis penyakit yang berkembang di masyarakat mengalami pergeseran. Dari yang semula lebih didominasi penyakit menular, saat ini justru bergeser penyakit tidak menular.

Kepala Balitbangkes Kemenkes dr Siswanto, bahkan menyebutkan salah satu penyebab tingginya defisit yang dialami BPJS Kesehatan, justru karena tingginya klaim BPJS yang dikeluarkan untuk menangani kasus penyakit tidak menular. 

Baca Juga

''Justru penyakit tidak menular inilah yang menghabiskan biaya BPJS dan menyebabkan desit keuangan negara. Saat ini, menjadi perdebatan di DPR danjangan kaget kalau premi (BPJS) kemungkinan akan dinaikkan, karena tidak imbanguang masuk dengan keluar,'' jelas Siswanto, di Purbalingga, Jumat (30/8).

Untuk itu, salah satu program nasional yang saat ini dilaksanakan Kemenkes adalah menurunkan penyakit menular maupun penyakit tidak menular pada masyarakat. ''Terkait penyakit menular, khususnya yang berasal dari binatang seperti Malaria dan Leptospirosis, saat ini juga sedang melakukan riset untuk penanggulangan penularannya,'' kata dia.

Sedangkan untuk penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes,gagal ginjal, kencing manis, dan sebagainya, membutuh penanganan yang berbeda. ''Yang utama, adalah dengan mengubah gaya hidup masyarakat dengan gerakan masyarakat hidup sehat,'' katanya.

Sementara Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, meminta pihak terkait untuk fokus dalam penanggulangan dan pemberantasan dua penyakit menular, yaitu Tuberculosis (TBC) dan Malaria. ''Di Purbalingga, dua penyakit tersebut pernah sampai pada taraf Kejadian Luar Biasa (KLB),'' jelasnya.

Seperti paada tahun 2009 silam, penyakit Malaria pernah menjadi kasus menonjol sehingga ditetapkan sebagai KLB. Saat itu, kasus Malaria merebak di dua desa yakni Desa Panusupan Kecamatan Rembang dan Desa Tamansari Kecamatan Karangmoncol.

Untuk mengeliminir kedua penyakit tersebut, Pemkab Purbalingga telah menjalin kerja sama dengan Balitbang Kemenkes RI. ''Untuk pemberantasan penyakit malaria, saat ini Pemkab Purbalingga lebih fokus di beberapa desa. Tujuannya, agar masyarakat di desa-desa tersebut lebih mengutamakan pencegahan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement