Jumat 30 Aug 2019 13:26 WIB

'Semua Stakeholder Agar Bersinergi Selesaikan Kasus Papua'

Pemerintah pusat, daerah, tokoh agama perlu bersinergi untuk solusi konflik Papua.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti konflik berkepanjangan di Papua. Ia mendorong seluruh stakeholder mulai dari pemerintah pusat, daerah hingga tokoh agama untuk bersinergi dalam mencari solusi penyelesaian konflik tersebut.

Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Mendorong Kepolisian dan TNI untuk tetap menjaga keamanan dan memastikan agar situasi di Papua kondusif. Serta memberikan imbauan kepada anggota personelnya untuk bertindak secara persuasif dan tidak menggunakan kekerasan maupun senjata dalam penyelesaian konflik," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/8).

Baca Juga

Kemudian Bamsoet juga mendorong Kepolisian bersama Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusut pihak-pihak yang memprovokasi massa hingga menyebabkan terjadinya ricuh pada demo yang terjadi beberapa waktu lalu. Juga menyelidiki dan menindak tegas pelaku penembakan dan pelaku tindakan kekerasan yang menggunakan senjata tajam.

"Yang menyebabkan adanya korban jiwa dari pihak penegak hukum maupun masyarakat sipil berdasarkan Protap Kapolri nomor 1 tahun 2010 tentang Penanggulangan Anarki," tambah politikus Partai Golkar.

Selanjutnya, Bamsoet mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk tidak hanya memblokir internet di Papua. Namun juga melakukan pemblokiran konten yang bersifat hoaks maupun konten propaganda yang bersifat memprovokasi masyarakat Papua dan membuat situasi semakin tidak kondusif.

"Mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum terbukti kebenarannya," himbau Bamsoet.

Sebelumnya, aksi demonstrasi di Papua kembali dilakukan pada Kamis (29/8) pagi ini. Aksi unjuk rasa yang digelar di Jayapura tersebut bahkan membuat aktivitas di kota tersebut lumpuh. Bahkan, listrik di Kota Jayapura juga dipadamkan untuk mengantisipasi sejumlah titik bangunan yang dibakar massa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement