Jumat 30 Aug 2019 08:31 WIB

Ketua MPR: Jangan Salah Langkah Tangani Papua

Pemerintah juga agar berhati - hati dengan keterlibatan pihak internasional di Papua

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Esthi Maharani
Ketua MPR Zulkifli Hasan  (tengah)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Ketua MPR Zulkifli Hasan (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan pemerintah agar jangan sampai salah langkah dalam menangani konflik yang terjadi di Papua belakangan ini. Zulkifli meminta pemerintah berhati - hati.

"Sekali lagi hati hati ini Papua itu kan multidimensi. Jangan sampai salah langkah, jangan sampai salah arah," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen RI, Kamis (29/8) malam.

Zulkifli menyoroti berkibarnya bendera bintang kejora yang menjadi simbol perjuangan pembebasan Papua Barat. Selama 15 tahun terakhir, kata dia, bendera bintang kejora tak pernah sebebas ini berkibar di berbagai tempat. Apalagi berkibar di depan Istana Merdeka.

"Baru kali ini bendera bintang kejora berkibar, tapi tidak ada tindakan serius dari aparat kemanan khususnya TNI Polri," ujar Ketua Umum PAN itu.

Lebih lanjut, Zulkifli juga mengingatkan pemerintah agar semakin berhati - hati dengan keterlibatan pihak internasional, seperti PBB dan Australia. Sementara di dalam negeri, kericuhan terjadi sangat masif dan sudah masuk ke kota kota, kabupaten, bahkan di bebrrapa provinsi. Ia meminta pemerintah fokus ke permasalahan yang terjadi di Papua ini.

"Yang dianghap belum perlu tunda dulu, misalnya soal Ibu kota ya," ujar pria yang kerap disapa Zulhas itu.

Ekskalasi kerusuhan di Papua diketahui belum menurun sebagai buntut terjadinya tindakan rasialis pada warga Papua yang terjadi di Surabaya dan sejumlah kota di pulau Jawa. Aksi protes terus terjadi di Papua dan berbagai kota di Indonesia.

Pada Kamis, aksi pembakaran sejumlah objek vital terjadi di Jayapura. Sedangkan pada Rabu (28/8), aksi tuntutan referendum berujung pada jatuhnya korban jiwa dua warga sipil dan satu persojel TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement