REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Beragam cara dilakukan Pemerintah Kota Sukabumi untuk mewujudkan nuansa religius di tengah masyarakat. Upayanya dengan menggiatkan pengajian yang mengajak warga untuk memperdalam ajaran agama.
Kondisi ini terlihat dalam kegiatan Ngaji bareng Wali Kota Sukabumi di rumah dinas wali kota Sukabumi di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Kamis (29/8) malam. Di mana, warga dan para aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Sukabumi berbaur dalam pengajian yang diisi dengan siraman rohani atau ceramah keagamaan. Dalam acara itu wali kota menyampaikan sejumlah informasi mengenai Sukabumi seperti mewaspadai peredaran narkoba dan potensi kebakaran serta pencegahan kecanduan gadget.
‘’ Pengajian rutin bulanan ini semangatnya menghadirkan kebaikan dan keberkahan,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Hal ini sejalan dalam pencapaian visi yakni mewujudkan masyarakat yang religius.
Menurut Fahmi, ngaji bareng wali kota ini dilakukan pada kamis malam di setiap akhir bulan. Ajang ini selain untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus bersilaturahmi dan menyampaikan isu terkini mengenai Sukabumi.
Wali kota misalnya memberikan informasi mengenai kewaspadaan menghadapi peredaran narkoba khususnya sabu-sabu. Di mana Sukabumi masuk wilayah zona merah yang menunjukkan peredaran narkoba di Sukabumi masuk jalur transaksi.
Sebabnya, pada pekan terakhir ini Badan Narkotika Nasional (BNN) Jabar dan Sukabumi mengungkap peredaran sabu seberat 1 kilogram di Sukabumi. Oleh karena itu pemkot berharap kewaspadaan di wilayah yakni RT RW menggiatkan siskamling dan remaja dan anak ikut pengajian atau gerakan masjid mengaji.
Selain itu wilayah kontrakan dan kos-kosan harus diberikan perhatian khusus. Pemda kata Fahmi tidak bisa berjalan sendiri, ketika ada gelagat mencurigakan segera laporkan dan akan ditindaklanjuti.
Informasi lainnya, wali kota menyampaikan sampai Juli 2019 ada sebanyak 16 orangtua mengadukan kondisi anaknya yang tergila-gila atau kecanduan dengan gadget atau HP dan ini mengkhawatirkan.
''Menunjukkkan luar biasanya gadget atau hp ketika tidak digunakan secara positif akan ganggu kehidupan keluarga,'' kata Fahmi. Di negara lain seperti kanada ada instruksi dua hari tidak memegang HP karena menyadari bahayanya dan Australia menyampaikan mengurangi melihat televisi antara pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB malam.
Terakhir Fahmi mengatakan, meskipun sudah ada hujan tapi belum merata. Sehingga ciri khas kemarau seperti intensitas naiknya potensi kebakaran harus tetap diwaspadai.