REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammaidyah) menyatakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah yang bertepatan dengan 1 September 2019 berarti hijrah dan perubahan. Untuk itu, Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk hijrah dari keterbelakangan kepada kemajuan.
“Tahun baru itu artinya hijrah dan perubahan. Kita umat Islam harus hijrah dari keterbelakangan kepada kemajuan, dari perpecahan kepada persatuan dan kesatuan,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/8).
Pria yang akrab dipanggil Buya Anwar ini mengatakan, momentum Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah ini harus bisa dimanfaatkan oleh umat Islam untuk berubah ke arah yang lebih baik untuk menggapai puncak kejayaannya kembali. “Kita umat Islam harus maju. Kita pernah memimpin dunia berabad-abad lamanya dan kita harus bisa mengembalikan supremacy itu. Umat Islam harus bisa kembali memimpin dunia,” ucapnya.
Ketika umat Islam memimpin dunia lagi, lanjutnya, umat Islam akan menebar rahmat dan berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebersamaan. Untuk itu, masyarakat dunia tidak perlu takut.
“Kita tidak mau kondisi dan keadaan seperti sekarang ini terus berlanjut. Dunia hari ini seperti kita ketahui sarat dengan carut marut karena negara-negara maju menebar teror dan kezaliman di atas bumi sehingga dunia ini bagaikan medan perang yang bersimbah darah,” katanya
“Untuk itu umat Islam harus bangkit merebut IPTEK serta menguasai ekonomi agar kita umat Islam bisa leading dan menguasai dunia,” imbuh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.