Rabu 28 Aug 2019 16:45 WIB

Pemprov Jabar Gandeng Pemda Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Dibanding provinsi lain beberapa kabupaten dan kota di Jabar berpotensi bencana.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menggandeng Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam  menangani bencana. Dibanding provinsi lain, beberapa kabupaten dan kota di Jabar berpotensi tinggi terkena bencana alam.

“Maka itu, Pemprov Jabar berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengatakan kegiatan terkait kesiapsiagaan bencana alam,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Rabu (28/8).

Baca Juga

Menurut Uu, tujuan diadakan kegiatan tersebut untuk melatih mental pihak-pihak yang bertanggungjawab menangani bencana. Salah satunya dengan melakukan simulasi apa yang harus dilakukan saat dan setelah bencana.

“Kalau hanya ilmu yang diberikan, tetapi simulasi tidak dilakukan, takutnya ketika ada bencana banyak pihak yang kaku. Karena, kalau pada saat bencana, situasi dan mental akan berbeda,” katanya.

Uu berharap, agar pihak terkait memiliki mental yang hebat, yang kuat, sehingga ada bencana tidak panik. "Ilmu penting, tetapi mental juga sama pentingnya,” katanya.

Dalam jambore kesiapsiagaan bencana, dilakukan pula pengukuhan Kampung Siaga Bencana (KSB) yang baru, yakni KSB Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Di Garut sendiri KSB Desa Rancabango merupakan KSB keempat, sebelumnya telah dibentuk tiga KSB lainnya, yakni KSB Desa Talegong di Kecamatan Talegong, KSB Desa Sindangsari di Kecamatan Cisompet, dan KSB Desa Dano di Kecamatan Leles.

Sementara menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar, saat ini sudah ada 114 KSB yang tersebar di 21 kabupaten/kota di Jawa Barat. Tujuan dilaksanakannya jambore dan pembentukan Kampung Siaga Bencana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

Hal itu dilakukan, kata dia, melalui kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat di daerah rawan bencana. Sementara itu, jambore KSB bertujuan untuk membentuk watak, meningkatkan sikap kemandirian, keterampilan, persatuan dan kesatuan di antara anggota KSB se-Jawa Barat.

"Maka Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Sosial telah membentuk Kampung Siaga Bencana yang sampai saat ini telah tersebar di berbagai kabupaten yang tentunya ini merupakan partisipasi masyarakat dalam penanganan bencana," paparnya.

Ke depan, menurut Dodo, pihaknya berharap bisa mengembangkan dan membentuk lagi Kampung Siaga Bencana yang baru. "Tentunya, kampung bencana itu berdasarkan pada prioritas daerah rawan bencana," katanya.

Jambore KSB kali ini digelar pada 26-28 Agustus 2019 di Cilopang Camp, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Jambore itu diikuti 490 orang anggota KSB yang berasal dari 21 kabupaten/kota se-Jawa Barat, dan 40 orang pendamping dari forum koordinasi Tagana kabupaten/kota. Kegiatan jambore itu diisi dengan uji administrasi, uji kecapakan, dan uji kompetensi menyangkut penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement