Rabu 28 Aug 2019 15:25 WIB

Hadapi Karhutla, Pekanbaru Sebar 134 Ribu Masker

Karhutla Pekanbaru sebabkan 7.745 pasien ISPA selama Juli-Agustus.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Pengendara kendaraan bermotor melintas di Jalan Sudirman ketika kabut asap tipis dampak dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (22/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Pengendara kendaraan bermotor melintas di Jalan Sudirman ketika kabut asap tipis dampak dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (22/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sudah mendistribusikan sebanyak 134 ribu lembar masker kepada warga di kota itu melalui puskesmas dan sekolah. Pembagian masker untuk menekan korban terpapar kabut asap setelah Pekanbaru ditetapkan dengan status darurat asap.

"Korban yang terpapar asap rentan mengalami ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut), asma, jantung. Sehingga memakai masker saat ke luar rumah diyakini bisa menekan warga terpapar asap makin parah," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Diskes Kota Pekanbaru, Muhammad Amin MSidi Pekanbaru, Rabu (28/8).

Baca Juga

Menurut Amin, berbeda dengan sebelumnya, untuk persediaan masker, Diskes Pekanbaru masih memiliki 42 ribu stok masker untuk didistribusikan.

Namun, ia menyebutkan, untuk menjaga stok ketersediaan masker, Diskes Pekanbaru tetap akan meminta tambahan masker kepada Pemerintah Provinsi Riau agar tidak kekurangan. "Kendati di Diskes masih tersedia masker 42 ribu lembar lagi, namun untuk menjaga stok tetap kita minta ke Diskes Provinsi Riau, untuk memastikan semua warga bisa mendapatkan bahan pelindung dari partikel asap yang bisa memicu penyakit itu," katanya.

Sementara itu penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) periode Juli hingga Agustus 2019 akibat asap di daerah itu mencapai 7.745 orang. "Laporan data penderita tersebut berasal dari seluruh Puskesmas di Kota Pekanbaru dengan rincian selama Juli saja tercatat 3.540 kasus dan Agustus sudah 4.205 kasus," kata Amin.

Ia menjelaskan meningkatkannya penderita ISPA sejak dua bulan terakhir lebih akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah kabupaten dan kota di Riau. Selain itu kabut asap berasal juga dari provinsi tetangga.

Tetapi, tambahnya, peningkatan pasien yang terpapar ISPA tidak banyak hanya 900 orang per bulan. "Pada Agustus tahun 2019, jumlahnya sudah 4.000 lebih, artinya tidak semua penderita ISPA ini karena kabut asap, tapi banyak faktor lain juga sebagai penyebab," ujarnya.

Untuk penanganan bagi warga yang terdampak kabut asap, Diskes Pekanbaru telah memerintahkan seluruh Puskesmas menyiapkan ruangan evakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement