REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah melakukan investigasi penyebab terbakarnya Kapal Motor Santika Nusantara pada Kamis (22/8) lalu di Perairan Laut Utara Pulau Masalembo, Jawa Timur. Menurut Investigator Pelayaran KNKT Rudi Yulianto, tim investigator telah turun ke lapangan mengumpulkan data-data sejak Sabtu lalu.
“KNKT sudah turun sejak Sabtu kemarin. Ada dua orang investigator,” ujar Rudy saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/8).
Rudy menjelaskan, hingga saat ini KNKT masih mengumpulkan data yang diperlukan. Sehingga penyebab terbakarnya kapal motor tersebut belum diketahui secara pasti. Menurutnya, pengumpulan data-data juga dilakuan dengan mendengarkan keterangan dari para penumpang yang menjadi korban kecelakaan.
Kapal Motor Santika Nusantara diketahui terbakar saat berlayar dari Surabaya menuju Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada Sabtu (24/8) malam, sebanyak 56 penumpang kapal KM Santika Nusantara telah dievakuasi dengan kapal patroli Sea and Coast Guard dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Surabaya.
Evakuasi menggunakan kapal KNP Chundamani ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kendati demikian, dari 56 orang yang dievakuasi, tiga di antaranya meninggal dunia. Sebelumnya, penumpang telah dievakuasi terlebih dahulu oleh kapal-kapal Nelayan ke Pelabuhan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Jumat (23/8).
Sebelumnya, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyebut jumlah penumpang Kapal Motor (KM) Santika Nusantara yang berhasil dievakuasi akibat terbakar di perairan Masalembu, Jawa Timur, melebihi manifes, atau laporan data awal penumpang. Basarnas bersama tim gabungan telah mengevakuasi sebanyak 309 orang pada Sabtu (24/8).
Informasi awal, manifes kapal berjumlah 111 orang penumpang, yang terdiri dari 100 orang dewasa, 6 anak-anak dan 5 bayi. Namun, kemudian pihak perusahaan KM Santika Nusantara memberi data jumlah penumpang beserta awaknya 277 orang.