REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, sejak dua bulan terakhir menganggur. Para petani di Lebak ini menganggur akibat kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di lahan pertanian.
"Kami selama musim kemarau terpaksa banyak tinggal di rumah dan tidak menggarap lahan sawah karena kekeringan," kata Samian, seorang petani Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Banten, Ahad (25/8).
Petani di sini kebanyakan menganggur setelah lahan persawahan terjadi kekeringan akibat kemarau panjang. Areal persawahan di wilayahnya mencapai puluhan hektare yang hanya mengandalkan irigasi dari Bendungan Cijoro.
Namun, kata dia, jika jaringan irigasi tersebut mengalami kekeringan dipastikan petani tidak bisa menggarap lahan itu. "Semua petani di sini menganggur karena kemarau panjang itu, sawah tidak teraliri pasokan air dari Bendungan Cijoro," katanya.
Hal senada dikemukakan Yadi, seorang petani Desa Cikatapis, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak. Iq mengatakan petani di sini sudah menganggur selama dua bulan terakhir karena tidak bisa menggarap lahan pertanian akibat kekeringan.
Bahkan pada petak-petak sawah sudah terlihat tanah berbelah akibat kemarau yang terjadi sejak Juni 2019. "Kami merasa bingung jika dilanda kemarau karena sawah di wilayah kami masuk kategori sawah tadah hujan, tanpa memiliki jaringan irigasi," katanya.
Begitu juga Arsani, seorang petani Desa Cisangu Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya merugi karena tanaman padi miliknya seluas tujuh hektare gagal panen setelah saluran irigasi Cisangu mengering.
"Kami saat ini terpaksa di rumah saja setelah tanaman padi mati karena kekeringan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan petani-petani tersebut terpaksa menganggur karena lahan pertanian mereka kekeringan dan tidak bisa dilakukan pemasangan pompa air.
Berdasarkan data di Posko Mitigasi Kekeringan di Lebak tercatat seluas 2.760 hektare sawah mengalami kekeringan dengan rincian seluas 1.984 hektare mengalami kekeringan kategori ringan, seluas 441 hektare sedang, dan seluas 335 hektare mengalami kekeringan berat. Sementara itu angka tanam seluas 35.913 hektare.
"Kami mengoptimalkan pemasangan pompa air agar kekeringan yang terjadi saat ini tidak berpengaruh terhadap program ketahanan pangan," ujar Dede.