Sabtu 24 Aug 2019 14:40 WIB

Monumen Kota Layak Anak di Solo Dipasang 10 November

11 Wali Kota se-Asia akan menghadiri peresmian monumen.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak beristirahat usai bermain skateboard di Skatepark Slipi, Jakarta, Kamis (8/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak beristirahat usai bermain skateboard di Skatepark Slipi, Jakarta, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal membangun Monumen Kota Layak Anak (KLA) di Taman Jaya Wijaya Mojosongo Kecamatan Jebres. Rencananya, monumen tersebut akan dipasang pada 10 November 2019 sekaligus memperingati Hari Anak Sedunia.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, pemasangan monumen di Taman Jaya Wijaya juga dimaksudkan supaya taman tersebut menjadi destinasi bagi anak-anak.

Baca Juga

"Disini akan dipasang monumen Kota Layak Anak yang akan dihadiri 11 Wali Kota se-Asia. Rencananya 10 November dalam memperingati hari anak sedunia," ucap Wali Kota kepada wartawan di sela-sela peringatan Hari Lingkungan Hidup di Taman Jaya Wijaya Mojosongo, Jumat (23/8).

Menurutnya, pemilihan lokasi di Taman Jaya Wijaya Mojosongo karena pertimbangan kepadatan penduduk. Selain itu, taman tersebut sangat strategis.

"Dan ini sudah menjadi rujukan bagi kota/kabupaten lain untuk membuat ruang terbuka hijau, biarpun ini belum jadi. Namun, lima tahun ke depan ini sudah menjadi hutan kelurahan," imbuhnya.

Nantinya, dia berharap setiap kelurahan akan dibangun monumen serupa supaya anak-anak mengetahui maksud dan tujuan kota layak anak maupun kelurahan layak anak. "Indonesia menuju negara kayak anak dimulai dari Solo," ujar Wali Kota.

Dalam acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup tersebut dilakukan pembagian 100 bibit cabai kepada warga setempat. Selanjutnya, Wali Kota melakukan penanaman pohon secara simbolis di Taman Jaya Wijaya.

"Kita ingin membumikan semangat cinta tanaman, cinta tanah air, cinta sesama sehingga peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dilaksanakan di Taman Jaya Wijaya," ungkapnya.

Secara terpisah, Ketua Forum Anak Surakarta, Belva Aulia Ayu Rehardini mengatakan, rencana pembangunan monumen KLA sudah beberapa kali dibahas dengan Pemkot. Tujuan pembangunan monumen tersebut tidak hanya sebagai penanda melainkan juga bahan edukasi bagi anak dan orang tua. Monumen tersebut wajib mempertimbangkan estetika, filosofi dan sejarah mengenai konvensi hak anak.

Menurutnya, FAS mengusulkan desain monumen bagian bawah terdapat dua lapis lingkaran berisi relief sejarah Kota Layak Anak (KLA) dan konvensi hak anak. Kemudian pada bagian atas terdapat empat orang anak dari ukuran kecil hingga besar saling bergandengan. Anak paling besar membawa bola bumi.

Relief dibuat sebagai sarana pembelajaran anak-anak mengenai sejarah KLA. Pemilihan relief bertujuan agar anak-anak yang belum bisa membaca juga dapat memahami melalui visualisasi sejarah. Sedangkan empat orang anak menggambarkan empat hak dasar yang harus diberikan kepada anak.

"Kami ingin dari monumen itu anak-anak di Solo dapat belajar bagaimana hak anak. Itu juga dapat dilihat dari makna yang tertuang dalam monumen seperti relief, patung anak dan bola dunia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement