Jumat 23 Aug 2019 16:05 WIB

Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Bagikan Hasil Panen Gratis

Petani di Kabupaten Bantul membagikan gratis bawang merah hasil panennya.

Panen bawang merah.
Foto: Antara/Arnas Padda
Panen bawang merah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Para petani bawang merah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan protes menyusul terjun bebasnya harga bawang merah. Mereka membagikan bawang merah hasil panen kepada para pengguna jalan raya yang melintas di simpang empat Dongkelan Jalan Lingkar Selatan.

"Aksi bagi-bagi bawang merah ini sebagai bentuk keprihatinan atas nasib petani karena bawang merah kini hanya laku sekitar lima ribu rupiah per kilogram," kata Koordinator Aksi Subardjo di sela membagikan bawang merah di Simpang Empat Dongkelan Bantul, Jumat.

Baca Juga

Menurut Subardjo, dalam aksi bertajuk 'Selamatkan Petani Bawang Merah Kabupaten Bantul' tersebut diperkirakan ada bawang merah seberat satu kuintal dalam karung. Bawang merah yang dibagikan itu dikemas dalam bentuk ikat seberat satu kilogram.

Sementara itu, petani bawang merah lahan pasir di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Sanden, Bantul, Rujito, mengatakan bahwa harga jual bawang petani Bantul ke pengepul saat ini sangat murah, yakni lima ribu rupiah per kilogram. Ia mengungkapkan, hal itu sangat merugikan para petani.

"Yang dirasakan sekarang ini bukan lagi untung tapi buntung (rugi), kalau idealnya harganya sekitar Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram," katanya.

Menurut dia, penurunan harga bawang merah petani di Bantul sudah dirasakan sejak hari raya Idul Adha 1440 Hijriah atau pekan pertama Agustus ini. Sejak itu, dari hari ke hari, harga bawang merah semakin menurun menyusul panen raya di beberapa daerah.

"Mulai turun sejak Hari Raya Kurban (Idul Adha) awalnya turun dua ribu rupiah sampai tiga ribu rupiah per kilogram, terus turun sampai sekarang. Kalau penyebabnya saya kurang tahu, kemungkinan karena sekarang ini panen raya," katanya.

Rujito mengatakan, dengan harga jual dari petani bawang yang hanya lima ribu rupiah per kg tersebut, dia tidak mampu menutup biaya modal mulai dari tanam hingga panen. Dia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp 12 juta, namun hasilnya hanya mendapat sekitar tiga juta rupiah.

"Melalui aksi inim harapan saya pemerintah bisa ikut campur, misalnya dengan membeli hasil panen untuk disimpan di gudang bawang yang ada di Bantul dan dijual ketika harganya normal. Bantul punya gudang bawang yang kapasitasnya besar," katanya.

Meski mengaku rugi, Rujito mengaku tetap akan menanam bawang merah pada musim tanam selanjutnya asalkan memiliki modal untuk operasional tanam."Tidak kapok (tanam bawang), asal ada yang meminjamkan modal," kata petani bawang yang menggarap lahan seluas 2.000 meter persegi ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement