Jumat 23 Aug 2019 15:23 WIB

Si Tanaman Kerdil Beserta Keindahannya

83 peserta mengikuti pameran bonsai Pandanlandung di Kabupaten Malang.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Desa Pandanlandung, Wagir, Kabupaten Malang mengadakan pameran bonsai di Pendopo Ajisoko, Jumat (23/8).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Desa Pandanlandung, Wagir, Kabupaten Malang mengadakan pameran bonsai di Pendopo Ajisoko, Jumat (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Tanaman kerdil, mungkin itu yang tepat merepresentasikan seperti apa bentuk dari bonsai. Meski kecil, keindahan pada tanaman ini sudah tidak diragukan lagi bagi masyarakat luas.

Beberapa tahun lalu, bonsai yang berarti tanaman di pot ini sempat begitu populer di masyarakat Indonesia. Namun seiring waktu, jumlah pecintanya tidak lagi sebesar di masa lalu. Salah satunya terlihat di Desa Pandanlandung, Wagir, Kabupaten Malang. 

Ketua Panitia Pemeran Bonsai, Yohanes tak menampik, pecinta bonsai di desanya sedikit berkurang dibandingkan beberapa tahun lalu. "Untuk itu, kita mulai kenalkan lagi melalui pameran agar bisa bermunculan para pemula. Dan sekarang wadahnya sudah ada," ujar Yohanes saat ditemui Republika.co.id di Pendopo Ajisoko, Pandanlandung, Wagir, Kabupaten Malang, Jumat (23/8).

photo
Desa Pandanlandung, Wagir, Kabupaten Malang mengadakan pameran bonsai di Pendopo Ajisoko, Jumat (23/8).

Di Pameran Bonsai Pandanlandung kedua ini, Yohanes telah berhasil mengumpulkan 83 peserta. Puluhan peserta tersebut berasal dari Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang. Mereka menyajikan beragam jenis tanaman bonsai dengan keindahan tersendiri.

Selain mengenalkan kembali bonsai, Yohanes berharap, pameran dapat membantu meningkatkan ekonomi pemberdayaan masyarakat. Akan semakin banyak masyarakat mulai menyenangi tanaman kerdil tersebut. Lalu dapat menjadi sumber pendapatan yang memadai bagi kehidupan.

Mungkin bukan rahasia lagi bahwa tanaman bonsai memiliki harga yang cukup fantastis. Selain karena perawatan yang lama, juga sulitnya pembentukan tanaman ikut mempengaruhi nilai tersebut. Tak tanggung-tanggung, Yohanes sering menemukan tanaman bonsai dihargai sekitar Rp 5 hingga 10 juta. 

Patokan harga tanaman bonsai bergantung pada bentuknya. Ada nilai keserasian, keindahan dan seni di dalamnya. "Kalau kecil tapi unik, bisa juga harganya mahal," tambah dia.

Meski berharga tinggi, pemeran yang diadakannya ini bukan menjadi ajang jual-beli. Pemeran ini diselenggarakan semata-mata untuk kontes dan mengenalkan masyarakat sekitar tentang bonsai. Sekalipun ada yang hendak membeli, panitia siap memberi informasi mereka terkait pemilik tanaman.

Di pameran ini, panitia telah menyediakan beberapa juri yang ahli dalam bidang tanaman bonsai. Salah satu di antaranya, yakni Karjono Gemjak. Di wadah ini, Karjono berupaya menemukan sisi keindahan bonsai yang ditonjolkan para peserta.

Jenis tanaman bonsai sebenarnya sangat banyak, bahkan mencapai ribuan. Namun di pameran kali ini, Karjono menemukan setidaknya 20 jenis tanaman bonsai. Beberapa di antaranya seperti beringin, klampis hitam arabika, sancang, sisir, kimeng, cemara udang dan sebagainya.

Karjono yakin pameran ini akan mempengaruhi nilai jual tanaman bonsai para pemiliknya. Hal ini terutama kepada pemenang dan penerima 'bendera merah'. "Jadi yang bagus dikasih bendera. Kalau dikasih merah, berarti baik sekali. Hijau itu baik dan yang lainnya cukup. Nanti nilai bonsainya pasti akan naik harganya. Kalau di pameran di kota besar, nilainya itu bisa bukan main," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement