Kamis 22 Aug 2019 20:13 WIB

Polri: Presiden Berpesan Agar Masyarakat Papua Tetap Tenang

Presiden juga meminta warga di Papua Barat untuk menahan emosi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada masyarakat Papua Barat untuk tetap tenang dan saling memaafkan. Presiden Jokowi juga meminta warga di Papua Barat untuk menahan emosi mereka.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, pesan itu dititipkan Jokowi kepada Menteri Kordinator Hukum dan HAM Wiranto yang tengah mengunjungi Papua. "Pak Menko juga menyampaikan salam hormat Pak Presiden kepada seluruh masyarakat di Papua Barat agar tenang, saling memaafkan dan tak ada lagi emosi di masyarakat," kata Asep Adi Saputra di Jakarta, Kamis (22/8).

Baca Juga

Wiranto memang dijadwalkan berkunjung ke Papua bersama dengan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Asep mengatakan, kedatangan ketiga pejabat tinggi negara itu untuk melihat situasi terkini di Papua Barat usai insiden kerusuhan beberapa hari lalu.

"Sambil memberikan pesan-pesan sekaligus menyemangati masyarakat Papua Barat, aparat keamanan dan pemerintah daerah," kata Asep lagi.

Asep melanjutkan, Wiranto juga meminta masyrakat Papua untuk tetap tenang dan tidak mudah terhasut oleh berita-berita yang tidak benar. Wiranto, Asep mengatakan, menilai jika salah satu pemicu kerusuhan disebabkan adanya beberapa berita-berita yang tidak menyampaikan fakta sesungguhnya.

Sementara, Presiden Jokowi mengaku akan segera berkunjung ke Jayapura, Papua pada awal September 2019 mendatang. Kunjungan kepala negara itu dilakukan sekaligus untuk meresmikan sebuah proyek infrastruktur.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa berujung kericuhan terjadi di Papua dan Papua Barat sejak Senin (19/8). Aksi bermula dari Manokwari, Papua Barat, yang kemudian berujung pemblokadean jalan, pembakaran gedung DPRD Papua Barat, dan perusakan sejumlah fasilitas umum.

Pada hari yang sama, aksi yang diikuti ribuan massa juga digelar di Jayapura, Papua, dan berjalan damai. Sementara, di Sorong, Papua Barat, aksi juga berujung kericuhan, perusakan bandara, dan pembakaran sejumlah fasilitas umum dan bangunan usaha.

Aksi-aksi itu terkait insiden penggerudukan asrama mahasiswa Papua di Surabaya akhir pekan lalu. Dalam rekaman video yang beredar selepas kejadian itu, terdengar ucapan-ucapan pengusiran dan rasial dari arah aparat dan ormas-ormas yang melaku kan pengepungan. Sebanyak 43 mahasiswa Papua juga ditangkap meski kemudian dilepaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement