Kamis 22 Aug 2019 15:15 WIB

5 Kiat Sukses Menjadi Amil Zakat Profesional dan Unggul

Setiap amil senantiasa berorientasi memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI
Foto:
Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI

Keempat, Adaptif

Konsekuensi perubahan terus menerus yang terjadi, selain menuntut seorang amil harus memiliki inisiatif, ia juga menuntut siapapun bekerja di dunia zakat ini dengan sikap adaptif. Ia harus dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sekitar. Ia juga harus belajar untuk memastikan bahwa ia hanya mengambil yang baik-baik saja yang ada di lingkungannya dan menjauhkan diri dari sisi negatif yang ada di sekitarnya.

Dengan sikap adaptasi yang baik, seorang amil akan memiliki mental sukses dalam bekerja di dunia zakat. Dengan kemampuan adaptasi yang cepat, setiap amil bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan ketidaknyamanan dan mengubahnya menjadi power zone bagi dirinya.

Dengan sikap adaptif yang baik, akan lahir kreativitas dan sikap originalitas. Kreativitas ini dampaknya bisa memunculkan sebuah inovasi. Ia bisa saja bermuara pada kemunculan terobosan-terobosan baru yang akan diterapkan di OPZ, baik dari segi penghimpunan, pendayagunaan, manajemen, maupun keuangan.

Inovasi yang dilakukan akan semakin sempurna jika terus didukung dengan kreativitas yang tinggi. Kolaborasi dari keduanya ini tentu saja akan menghasilkan sesuatu yang terbaik dari yang terbaik.

Selanjutnya, sikap adaptif juga akan melahirkan originalitas. Originalitas atau autentisitas menjadi sifat amil yang harus dimiliki jika ingin sukses. Tunjukan secara nyata siapa diri kita agar semua orang tahu siapa kita ini sebenarnya ketika dapat amanah. Abaikan rasa malu dan ketakutan akan munculnya kegagalan yang mungkin kadang timbul dalam benak sanubari. Ingat, dinamika kehidupan terus berubah, jika kita tidak berusaha menjadi diri sendiri, maka kita selamanya akan menjadi orang kebanyakan dengan tanpa pembeda dengan yang lainnya.

Menjadi original itu bisa lama dan banyak jebakannya. Salah satunya adalah munculnya kebosanan dan keletihan dengan sikap yang tak dimiliki pihak lain. Dan kadang ada banyak pihak yang karena kelelahan dianggap berbeda, akhirnya menyerah, dan kalah. 

Kelima Berkomunikasi dengan efektif

Di tengah-tengah dinamika dunia zakat yang terus bergerak dan berubah, OPZ memerlukan SDM amil yang semakin profesional, memiliki semangat yang kuat dan punya kesiapan menghadapi perubahan serta bisa berkomunikasi dengan efektif. Amil yang profesional menjadi salah satu kunci kesuksesan lembaga zakat di era sekarang.

Profesionalitas seorang amil bisa ditunjukkan dari cara kerja dan ketika ia menghadapi masalah. Amil yang bekerja secara profesional akan dengan mudah menyikapi segala sesuatu dengan tenang, mengambil waktu untuk berpikir positif, dan membuat keputusan.

Amil yang profesional juga dapat mencurahkan hati dan pikirannya pada pekerjaan yang dilakukannya. Amil seperti itu juga bisa menyesuaikan diri dengan baik dan tetap bisa bekerja dalam beragam situasi dan tempat.

Apakah menjadi amil profesional itu mudah? Ternyata dalam praktiknya tidak mudah. Menjadi amil profesional tak sekedar membekali diri dengan kepintaran semata. Ia juga membutuhkan semangat yang terus terjaga. Inilah yang kemudian disebut istiqomah. Terus menerus untuk tetap bertahan dalam meraih apa yang sudah menjadi goal atau tujuan lembaga. Semangat ini tentu juga harus dibarengi dengan usaha dan kerja keras.

Berikutnya, untuk bisa efektif berkomunikasi, setiap amil harus siap pada berbagai perubahan situasi dan kondisi. Baik di internal maupun eksternal OPZ. Dunia zakat terus berubah, begitu pula pola dan kebiasaan hidup masyarakat juga terus berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang amil diperlukan untuk tetap menguasai perbedaan-perbedaan situasi dan tetap mampu berada dalam timnya masing-masing secara baik.

Amil yang profesional dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik belum sempurna kondisinya bila ia belum memiliki kemampuan komunikasi efektif. Komunikasi efektif diperlukan setidaknya untuk lima tujuan: merealisasikan tujuan dan target OPZ, meningkatan produktivitas, mempermudah pengambilan keputusan, meningkatkan team building dan menghindari konflik internal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement