Rabu 21 Aug 2019 21:29 WIB

Komunitas Perantau Sumatra Selatan Minta Semua Menahan Diri

Masyarakat diminta tak terprovokasi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga membersihkan puing sisa kerusuhan di salah satu gedung yang terbakar di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019).
Foto: Antara/Tomi
Warga membersihkan puing sisa kerusuhan di salah satu gedung yang terbakar di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kerusuhan yang terjadi di Papua membawa keprihatinan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tak terkecuali bagi masyarakat Palembang yang tergabung dalam Komunitas Perantau Asal Sumatera Selatan (Kompass).

Menurut Sekjen Kompass, Alie Pradana Kharisma, semua pihak harus bisa menahan diri, jangan ada yang memprovokasi maupun mudah untuk diprovokasi. "Marilah kita bersama-sama menjaga persaudaraan dan persatuan. Karena kita Indonesia, kita semua bersaudara," ujar Alie dalam keterangan persnya, Rabu (21/8).

Untuk menjaga agar suasana tetap kondusif, Alie juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan berita hoax di media sosial. "Munculnya berita hoax di medsos bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karenanya saya berpesan agar bijak dan pintar dalam bersosmed," katanya.

Kompass, kata Alie, meminta agar semua bersama-sama melakukan komunikasi yang baik serta mendoakan agar persoalan ini segera berakhir. Karena, kita semua satu, bersaudara, sedarah dan setanah air yaitu Indonesia.

"Kami tidak ingin persoalan ini berlarut-larut. Secepatnya masalah ini harus segera diselesaikan. Karena kita semua saudara yang tidak bisa dipisahkan dari Tanah Air Indonesia,” kata Alie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement