Rabu 21 Aug 2019 20:49 WIB

Cak Imin: Semua Kader Punya Hak Sama untuk Jadi Pemimpin

Cak Imin menilai siapa pun yang jadi pemimpin harus paham modal dasar.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berfoto menjelang pembukaan Muktamar V PKB di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berfoto menjelang pembukaan Muktamar V PKB di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengatakan, semua kader PKB memiliki hak untuk memimpin. Namun, kader tersebut harus mengerti betul modal dasar di era politik yang menurutnya keras dan tajam ini.

"Semua kader punya hak dan kesempatan yang sama untuk memimpin. Tinggal di antara yang punya kesempatan itu mampu membuktikan karya nyata di masing-masing DPC," ujar Cak Imin pada sambutannya di penutupan Muktamar PKB di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8).

Baca Juga

Ia mengatakan, setap DPC mempunyai hak untuk mengusulkan nama-nama untuk dicalonkan sebagai pemimpin dengan segala kualitas dan kompetisi yang dimiliki. Namun, ia menyoroti satu hal yang kadang tidak dilaksanakan oleh kader di DPC, yakni mengorbitkan diri di publik melalui media.

"Nggak pernah masuk media kok masuk jadi Ketua DPC gitu lho. Kok ya pede banget. Mana rakyat bisa mendengar Ketua DPC yang belum masuk ke media publik. Kok tidak punya akun media sosial. Itu keterlaluan," katanya.

Menurutnya, siapa pun yang hendak jadi pemimpin harus mengerti betul modal dasar di era politik saat ini. Era yang menurutnya keras dan tajam. Dengan memiliki modal dasar yang kuat, maka pemimpin itu dapat berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan politik yang lebih besar.

"Berkompetisi bukan sesama PKB tapi dengan kekuatan-kekuatan lain yang lebih besar," tuturnya.

Kegiatan Muktamar PKB berakhir hari ini. Kegiatan ini ditutup oleh Calon Wakil Presiden Terpilih, Ma'ruf Amin. Hadir di lokasi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrai, Eko Putro Sandjojo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement