REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ikatan Mahasiswa Papua yang berkuliah di Universitas Hasanuddin turut hadir dan menyerukan semangat persaudaraan di Auditorium Prof Amiruddin Universitas Hasanuddin, Makassar, Rabu (21/8). Seruan di kampus Universitas Hasanuddin ini juga menjadi ajang pernyataan sikap mahasiswa Papua atas kekhawatiran perpecahaan yang beberapa waktu belakangan menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Sekitar 30 mahasiswa asal Papua tampil menyerukan aspirasinya. "Kami keluarga besar Ikatan Mahasiswa Papua Universitas Hasanuddin menyampaikan bahwa kami tidak berhak dan tidak terpengaruh atas isu-isu yang kebanyakan yang ada di media sosial, yang berawal dari kejadian di Surabaya dan Jawa Timur hingga di Papua. Kondisi kami baik-baik saja," kata salah satu perwakilan mahasiswa Papua di depan seluruh peserta yang hadir.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Hasanuddin, Arsunan Arsin mengatakan, turut prihatin dan bersimpati dengan peristiwa yang terjadi. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat ini juga mengimbau agar mahasiswa Universitas Hasanuddin tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita yang dapat merusak persatuan dan kesatuan.
"Saya mengimbau agar mahasiswa Universitas Hasanuddin tidak terpancing dan terpengaruh terhadap berita-berita yang dapat merusak rajutan persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang bermartabat. Silakan tetap beraktivitas seperti biasa," katanya.
Peristiwa pengepungan dan tindakan rasialis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya berbuntut panjang. Warga Papua pun merespons dengan sejumlah aksi memblokir jalan dan membakar gedung DPRD Papua Barat. Tidak hanya di Papua, peristiwa tersebut juga menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah pelajar dan mahasiswa Papua yang ada di kota lain, termasuk di Makassar.