Rabu 21 Aug 2019 20:11 WIB

Emil: UMKM Bisnis Paling Menjanjikan

Untuk menangkap potensi itu perlu dilakukan sejumlah inovasi dan kreasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Foto: Foto: Istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peluang yang besar untuk terus berkembang. Sektor riil ini masih menjanjikan seiring pasar yang banyak serta tidak memiliki ketergantungan terhadap situasi perekonomian global. Bahkan, saat ini UMKM merupakan sektor usaha yang paling menjanjikan. 

"Saat ini, bisnis yang sedang bagus-bagusnya itu UMKM. Apalagi di kita (Indonesia), orangnya banyak," ujar Koordinator Area International Council for Small Business (ICSB) Jawa Barat, Perry Tristianto Tedja,  pada seminar bisnis internasional di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Rabu (21/8). 

Acara yang dihadiri ratusan mahasiswa dan pelaku UMKM ini dihadiri juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) dan Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Unpar, Banowati Talim.

Namun, kata Perry, untuk menangkap potensi itu perlu dilakukan sejumlah inovasi dan kreasi terutama menyangkut pengembangan pasar. Sebagai pelaku UMKM di Jawa Barat, Perry menilai perlu menciptakan pasar di provinsi lain.

"Harus mengembangkan ke luar Jabar. Jabar ini gudangnya UMKM. Jangan perang di sini terus," katanya.

Sebab, kata dia, pelaku UMKM di daerah lain masih belum banyak dan tidak sekreatif di Jawa Barat. "Di luar, provinsi lain, UMKM-nya itu-itu saja," katanya.

Untuk memaksimalkan perkembangan UMKM, kata dian perlu diciptakan ikon di setiap daerah. Sebagai contoh, di Jawa Barat terdapat banyak pesantren pengrajin busana muslim.

Dengan situasi seperti itu, kata Perry, seharusnya memiliki ikon UMKM seperti pada sektor pariwisata religius. "Enggak pernah ada pameran pesantren di Indonesia, padahal sebetulnya setiap orang ingin mengetahui pesantren untuk memasukkan anaknya," katanya.

Selain itu, di Jawa Barat pun terdapat banyak pengrajin busana muslim. Tapi tak pernah membuat even. "Di Batam malah ada International Hijab Festival. Padahal pengusahanya dari Bandung semua," katanya.

Menurut Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Unpar Bandung, Banowati Talim, pelaku UMKM harus memerhatikan indeks kebahagiaan pegawai jika usahanya ingin bertahan. Berdasarkan hasil penelitiannya, perlakuan menyenangkan yang diterima pegawai akan menjadi stimulus untuk terciptanya inovasi dan kreasi.

"Human entrepreneurship. Bukan soal mengelola operasionalnya, tapi suasana yang perlu dibangun ketika UMKM itu mau tumbuh berkembang," katanya.

Menurutnya, seorang pemilik atau pimpinan harus memberi perhatian yang baik kepada setiap pegawai. "Bukan hanya care pada profit. Tujuan utamanya happines dari setiap orang yang terlibat usaha," katanya.

Ketika suasana nyaman dirasakan pegawai, kata dia, maka tugas seberat apapun akan dikerjakan dengan baik oleh karyawan tersebut. "Happines ini munculnya ketika orang dihargai, diberi respect, rasa kepercayaan, dan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat," katanya.

Apalagi, pegawai pada sektor UMKM akan sangat menyontoh apa yang dilakukan pimpinannya. "Orang-orang yang kerja di lingkungan UMKM sangat mengidealkan bosnya," katanya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku, pihaknya sudah berupaya untuk mendorong pertumbuhan UMKM. Beberapa program telah diluncurkan dengan sasaran pelaku sektor tersebut seperti pemberian kredit murah, desa wisata, dan penciptaan wirausahawan di setiap desa dan pesantren.

Selain itu, kata dia, pihaknya pun berupaya memperluas jangkauan internet agar hadir di setiap wilayah Jawa Barat. "Saya pikir, bisnis kecil bisa berpeluang besar dengan ruang digital," katanya.

Dengan maksimalnya pertumbuhan UMKM, Emil optimistis pertumbuhan ekonomi akan meningkat signifikan. Bahkan, dengan strategi digital dan kreativitas, Jawa Barat akan jadi provinsi paling progresif dalam small business strategy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement