Rabu 21 Aug 2019 19:08 WIB

FKPPI Keberatan Soal Permintaan Maaf Insiden Asrama Kalasan

FKPPI Jatim tidak memberikan instruksi terkait aksi massa di asrama mahasiswa Papua.

Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan TNI/Polri (FKPPI) menyatakan tak memberi instruksi ke anggota melakukan aksi massa di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan pada Jumat, 16 Agustus 2019. FKKPI pun keberatan ada yang mengatasnamakan diri sebagai FKPPI menyatakan permintaan maaf.

"Kami tegaskan bahwa FKPPI tidak terlibat dalam aksi di Jalan Kalasan Surabaya," ujar Sekretaris Pengurus Daerah (PD) XIII FKPPI Jatim Tony Hartono, Rabu (21/8).

Baca Juga

Karena tidak ada intruksi dari organisasi kepada anggota untuk melakukan aksi apapun, kata dia, maka tak ada anggota FKPPI yang berada di lokasi. Mereka sangat menyayangkan nama organisasi FKPPI yang saat ini disebut-sebut dan beritakan sebagai salah satu yang terlibat hingga harus meminta maaf.

Wakil Ketua FKPPI Jawa Timur Agus Mangunsong mengakui di media sosial sedang cukup viral ada anggota organisasi massa yang disebut memberikan pernyataan tentang bendera yang dimasukkan ke selokan. "FKPPI secara organisasi tidak mengintruksikan apa pun terkait insiden di asrama Kalasan. Kami heran ada yang bicara di media massa dan menyatakan permintaan maaf. Apa pun yang disampaikan tak ada kaitannya dengan organisasi, tapi personal," katanya.

Simangunsong juga mengatakan mereka sempat terkejut mendapat undangan lisan dari Polda Jawa Timur untuk membicarakan mengenai aksi terkait mahasiswa Papua. "Kami menghadiri undangan itu karena sangat menghargai institusi Polda Jawa Timur dan niat baiknya meredakan ketegangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement