Rabu 21 Aug 2019 14:10 WIB

Debu Polutan Karhutla Turunkan Kualitas Udara di Sumbar

Kualitas udara di Sumbar menurun karena dampak karhutla

Rep: Febrian Fachri/ Red: Karta Raharja Ucu
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Selatan (Sumsel) berdampak menurunkan kualitas udara di Sumatra Barat. Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Kototabang, Wan Dayantolis, mengatakan, kualitas udara di Sumbar menurun karena dampak karhutla.

Menurut dia, saat ini angin yang berembus ke Sumbar berasal dari tenggara melewati Jambi dan Sumsel. Angin tersebut membawa debu polutan hasil karhutla.

"Sekarang arah angin itu dari tenggara. Jadi, debu itu terbawa dari provinsi sebelah. Angin ini melewati Sumsel dan Jambi yang membawa debu polutan kita di Sumbar," kata Dayan kepada Republika, Selasa (20/8).

Dayan mengatakan, berdasarkan pantauan BMKG GAW Bukit Kototabang, kualitas udara secara umum di wilayah Sumbar berada pada level sedang. Dari visual udara yang tampak kabur menunjukkan sudah di level sedang, kata Dayan menambahkan.

Saat ini, menurut Dayan, berdasarkan informasi, konsentrasi partikulat (PM10) di Bukit Kototabang me nunjukkan angka 55 mikrogram/m3. Di Bukit Kototabang udara lebih bersih. "Jika di daerah yang udaranya tampak lebih kabur, tingkat polusinya bisa lebih tinggi," kata Dayan.

photo
Petugas Manggala Agni memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Sungai Rambutan, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Kamis (15/8/2019).

Dayan menjelaskan, level sedang berada dalam rentang 50-150 mikrogram/m3, sementara nilai ambang batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan di udara ambien sebesar 150 mikrogram/m3. Penurun an kualitas udara Sumbar perlu lebih diwaspadai dan diperhatikan k arena pola angin menunjukkan angin dari wilayah timur dan selatan Sumatra mengarah ke Sumbar.

Wilayah Sumbar, terutama Kabupaten Limapuluh Kota, Sijunjung, dan Dharmasraya, yang berbatasan langsung dengan Riau dan Jambi perlu diwaspadai dampak penu runan kualitas udaranya. Pihaknya meminta masyarakat, terutama yang rentan seperti anak-anak dan orang tua lanjut usia, untuk meminimalisasi aktivitas di luar ruangan.

"Kalau keluar ruangan disarankan menggunakan masker," kata Dayan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin, Sumsel, menyampaikan permohonan maafnya kepada warga Jambi yang menerima kabut asap yang sem pat menyelimuti Kota Jambi beberapa waktu lalu. Asap karhutla tersebut berasal dari Desa Muaro Medak, Kecamatan Bayunglincir, yang berdekatan dengan Jambi.

"Saya atas nama bupati meminta maaf kepada masyarakat Jambi atas kirim asap beberapa waktu lalu. Untuk itu, Pemkab Musi Banyuasin akan bekerja sama untuk menangani karhutla," ujar Staf Ahli Bupati Musi Banyuasin Bidang Politik dan Hukum, Hariyadi, di Posko Satgas Karhutla Jambi, Selasa.

Hariyadi mengatakan, hingga saat ini sudah ada 3.500 hektare lahan yang terbakar di daerahnya sehingga menimbulkan asap yang cukup banyak hingga ditiup angin sampai ke Jambi. Akibat tiupan angin, asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di sana mengarah ke Provinsi Jambi karena letaknya sangat dekat, tepatnya berada di sebelah Kabupaten Muarojambi.

Untuk saat ini, kata Hariyadi, Kabupaten Musi Banyuasin sudah meningkatkan level siaga karhutla menjadi bencana karhutla. Hariyadi menambahkan, saat ini sudah ada 5.000 personel untuk membantu mendinginkan dan memadamkan karhutla Semua yang terbakar itu lahan masyarakat.

"Status juga sudah dinaikkan menjadi bencana. Untuk itu, saya juga akan menemui gubernur Jambi untuk berdiskusi agar Jambi tidak seperti Musi Banyuasin," ujar Hariyadi.

photo
Petugas Manggala Agni memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Sungai Rambutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (15/8/2019).

Sebelumnya, Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex Noerdin menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk terjun membantu penanggulangan karhutla di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Senin lalu. Pihaknya membentuk dua tim dalam mempercepat penanganan karhutla.

"Semua tim terjun langsung untuk ikut memadamkan dan menyelamatkan masyarakat setempat di Dusun V dan Dusun IX yang saat ini paling terdampak karhutla," kata Dodi.

Dodi mengatakan, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan SKK Migas terkait imbauan terhadap perusahaan-perusahaan KKKS. Imbauan tersebut, kata Dodi, diberikan kepada seluruh perusahaan perkebunan yang berdekatan dengan lokasi karhutla untuk membantu pemadaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement