Rabu 21 Aug 2019 15:38 WIB

Proyek Revitalisasi Pasar Klewer Timur Dilelang

Kalau lelang lancar, awal Oktober pengerjaan sudah bisa dimulai.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengoperasikan alat berat membongkar bangunan Pasar Klewer sisi timur, Solo, Jawa Tengah, Senin (4/12).
Foto: Antara/Mohamad Ayudha
Pekerja mengoperasikan alat berat membongkar bangunan Pasar Klewer sisi timur, Solo, Jawa Tengah, Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Proyek revitalisasi Pasar Klewer Timur memasuki proses lelang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Pembangunan Pasar Klewer Timur dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan anggaran mencapai Rp 60,5 miliar.

Berdasarkan informasi di laman lpse.pu.go.id, proyek revitalisasi Pasar Klewer Timur tengah memasuki tahap pengumuman dan penjelasan lelang. Tender tersebut dijadwalkan menuntaskan tahapan penandatanganan kontrak kerja bagi calon rekanan pada 26 September 2019.

Baca Juga

"Kalau lelang lancar, awal Oktober pengerjaan sudah bisa dimulai. Nanti butuh delapan bulan untuk menyelesaikan revitalisasi," kata Kepala Dinas Perdagangan Koya Solo, Heru Sunardi.

Pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Klewer Timur selama delapan bulan tersebut dilaksanakan secara multiyears (tahun jamak). Pemerintah Kota (Pemkot) Solo optimistis kontrak multiyears yang ditawarkan dalam tender tersebut bisa melancarkan revitalisasi sesuai target.

"Kami optimistis tidak ada kendala. Ini proyek multiyears, jadi pengerjaan revitalisasi Pasar Klewer bisa dilanjutkan tahun depan oleh kontraktor pemenang lelang yang sama," ujarnya.

Heru menjelaskan, periode kontrak multiyears membagi revitalisasi menjadi dua tahap. Rencananya, tahun ini pembangunan mencakup basement dan semi basement. Selanjutnya, tahun depan melanjutkan semi basement ke atas hingga finishing.

Hal itu menjadi pembeda persiapan revitalisasi Pasar Klewer Timur kali ini. Sebab, sebelumnya lelang revitalisasi Pasar Klewer Timur gagal dua kali karena tidak diminati kontraktor. Diduga, penawaran pengerjaan yang relatif singkat dalam kontrak sebelumnya menjadi pemicu kegagalan tender tersebut.

"Sebelumnya revitalisasi itu tidak bisa dilakukan sampai melompat tahun. Jadi waktunya sangat terbatas, karena harus selesai akhir tahun. Selisih waktu lelang dan tenggat penyelesaian proyek lebih pendek dibanding sekarang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement