REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Lebih dari seribu orang warga dari berbagai wilayah di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Rabu (21/8) pagi, turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi antirasialisme, terkait insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Malang, Provinsi Jawa Timur, 16 Agustus lalu. Berdasarkan laporan Antara, massa aksi bergerak dari berbagai arah hingga berkumpul di halaman depan Kantor DPRD Kabupaten Mimika, di Jalan Cenderawasih Kota Timika.
Massa aksi terdiri atas berbagai kalangan, baik orang dewasa, orang tua dan anak-anak, serta kaum perempuan. Hari ini sekolah-sekolah di Mimika diliburkan, terkait aksi massa tersebut.
Massa aksi membawa spanduk bertuliskan kalimat-kalimat menentang tindakan rasisme. Spanduk lainnya bertuliskan "Kami Papua Cinta Damai".
Mereka juga meneriakkan yel-yel, sembari mengecam pihak-pihak yang melakukan tindakan tidak terpuji terhadap mahasiswa Papua di Malang, Jawa Timur. Koordinator aksi sempat mengingatkan massa aksi agar tidak melakukan tindakan anarkistis seperti merusak fasilitas umum dan lainnya.
Berbicara menggunakan mikrofon, koordinator aksi mengajak massa aksi mengutamakan demo damai dan menyampaikan aspirasi di muka publik secara baik. Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto juga mengingatkan massa aksi agar dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik, tetap mengedepankan kedamaian.
"Saya minta warga menjaga ketertiban dan penyampaian aspirasi, dan tidak melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan keresahan dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi, kekacauan karena hanya merugikan diri sendiri dan orang lain," ujarnya kepada wartawan yang meliput aksi massa itu.
Hingga berita ini disiarkan, massa aksi masih menunggu kedatangan pimpinan DPRD Kabupaten Mimika yang sedianya akan menerima pengunjuk rasa itu. Aparat kepolisian terlihat berjaga-jaga di berbagai lokasi strategis. Aksi massa itu pun mendapat pengawal dari aparat kepolisian dibantu pasukan TNI.