Rabu 21 Aug 2019 07:23 WIB

Dokter: Waspadai Risiko Penularan Hepatitis A Selama Kemarau

Penyakit hepatitis A sempat mewabah di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek.

Virus hepatitis A
Foto: wikimedia
Virus hepatitis A

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNG AGUNG -- Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr Iskak, dr Hengki Wijaya, mengimbau masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih demi mencegah penularan penyakit hepatitis A terutama selama periode kemarau. Penyakit hepatitis A sempat mewabah di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek.

"Kebiasaan hidup sehat, lingkungan yang bersih menjadi kunci untuk mencegah penularan virus hepatitis A ini," kata dr Hengki saat berbincang dengan awak media di Tulungagung, Selasa (20/8).

Baca Juga

Ia tak mengatakan penyakit menular yang menyerang sel-sel hati itu sedang mewabah di Tulungagung ataupun daerah di sekitarnya. Namun disebutkan virus tersebut bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Penyebabnya tidak lain karena faktor lingkungan yang tidak higienis.

Dr Hengki mencontohkan mulai dari pola makan masing-masing individu warga. Makan dengan tangan yang tidak bersih (kebiasaan tidak mencuci tangan terlebih dahulu), makanan yang tidak dimasak dengan benar atau tidak matang, makan makanan mentah atau cara mencuci masakan yang tidak bersih, semuanya bisa menjadi penyebab muncul dan menularnya virus hepatitis dalam tubuh.

"Apalagi jenis virus ini menularnya melalui mulut dan kotoran BAB (buang air besar). Kontaminasi air liur dan semacamnya," kata dia.

Di RSUD dr Iskak, lanjut dr Hengki, sampai saat ini pasien kasus hepatitis A masih acapkali ditemukan dan keluar masuk ruang perawatan. Namun, tidak lagi sebanyak bulan lalu (Juli) yang sempat membeludak akibat kunjungan pasien rawat inap dari Trenggalek dan Pacitan. Kendati demikian, Hengki mengimbau agar warga tetap waspada dan membiasakan pola hidup bersih dalam soal konsumsi makanan.

Jenis hepatitis A memang tergolong jinak dibanding jenis hepatitis B, C dan D. Namun, penderita diimbau untuk segera melakukan pengobatan secara cepat dan tepat agar virus yang menyerang sel-sel hati ini tidak semakin parah dan berkembang menjadi hepatitis kronis atau hepatitis fulminant.

Menurut penjelasan dr Hengki, hepatitis fulminant adalah kondisi dimana organ hati mendadak gagal fungsi akibat terlalu banyak sel hati yang mati atau rusak sehingga memicu keluarnya enzim-enzim yang bersifat toksit.

"Tidak semua hepatitis A bisa berkembang menjadi fulminant. Prosentase kasusnya kecil dibanding hepatitis B atau C. Namun ini tetap harus diwaspadai karena jika berkembang menjadi kronis, hepatitis A juga bisa menyebabkan kematian pada penderitanya," kata dr Hengki.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement