Selasa 20 Aug 2019 18:09 WIB

Unand Bangun Techno Park untuk Hilirisasi Hasil Riset

Pembangunan Science Techno Park pada tahap awal dibangun dengan nilai Rp 6 miliar.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Universitas Andalas
Universitas Andalas

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat, membangun Science Techno Park atau kawasan pengembangan sains dan teknologi. Techno Park ini dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektare untuk hilirisasi riset dan inovasi.

"Dengan adanya Science Techno Park menjadi wadah untuk menyalurkan hasil riset dan temuan para dosen sehingga bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat yang pada akhirnya turut serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Rektor Unand Tafdil Husni di Padang, Selasa (20/8).

Pembangunan Science Techno Park pada tahap awal dibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi senilai Rp 6 miliar. Menurut dia selama ini yang menjadi persoalan hasil riset dan inovasi yang dilakukan para dosen adalah hilirisasi agar hasilnya bisa bermanfaat. Melalui Science Techno Park diharapkan sebagai wadah bertemunya pemerintah, pebisnis dan akademisi untuk mengembangkan inovasi, katanya.

Tafdil menyebutkan saat ini terdapat sekitar 95 produk siap jadi yang bisa dikomersialkan dan dilakukan produksi massal.

Sementara Sekretaris Dirjen Iptek dan Kelembagaan Dikti Kemenristekdikti Agus Indarjo menyampaikan saat ini terdapat 18 Science Techno Park di Tanah Air. "Keberadaan Science Techno Park diharapkan dapat meningkatkan kualitas inovasi riset," ujarnya.

Sejalan dengan itu Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unand Uyung Gatot menyampaikan setiap tahun terdapat 1.100 penelitian dosen di Unand dengan beragam produk. Sedangkan Ketua Science Techno Park Unand Eka Candra menyampaikan unit layanan yang disediakan meliputi layanan teknis, layanan inkubator bisnis, layanan pengembangan bisnis dan teknologi serta layanan pendukung.

Ia berharap kehadiran Science Techno Park menjadi momen kebangkitan berkembangnya bisnis inovasi di Sumatera Barat lewat kolaborasi akademisi, pebisnis dan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement