REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyatakan siap untuk memberikan penjelasan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo terkait adanya bentrokan yang terjadi antara sekelompok warga Kota Malang dan mahasiswa asal Papua. Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, bahwa poin-poin yang akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri tersebut antara lain terkait kronologi bentrokan yang terjadi Kamis (15/8) secara lengkap.
"Nanti akan disampaikan ke Mendagri, terkait kronologi atau cerita secara lengkap," kata Sutiaji, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.
Sutiaji menjelaskan, penjelasan tersebut akan disampaikan oleh Pemkot Malang, supaya pemerintah pusat mendapatkan gambaran secara utuh atas peristiwa yang terjadi di Kota Malang tersebut. Sebagai catatan, pada 15 Agustus 2019, terjadi bentrokan antara sekelompok warga Kota Malang dengan mahasiswa asal Papua, di kawasan Rajabali, Kota Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan laporan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang, para mahasiswa asal Papua tersebut tengah melakukan perjalanan dari Stadion Gajayana menuju Balai Kota Malang untuk menyampaikan aspirasinya. Para mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) tersebut akan melakukan aksi damai di Balai Kota Malang, mengecam penandatanganan New York Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962.
Sekitar pukul 08.55 WIB, para mahasiswa itu tiba di simpang empat Rajabali dan bertemu sekelompok warga Kota Malang. Kemudian terjadi perselisihan atau adu mulut, yang berujung terjadinya bentrokan.
"Kebanyakan masih sepotong-sepotong (informasi yang beredar). Kami akan menyampaikan narasi mulai awal hingga akhir, akan kami sampaikan semua," kata Sutiaji.
Selain itu, dalam waktu dekat Sutiaji juga akan berkomunikasi dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyatakan bahwa dirinya siap untuk memberikan penjelasan kepada Menteri Dalam Negeri. Ia akan menjelaskan sesuai data yang dimiliki.
"Kami siap menjelaskan dari awal hingga akhir, kronologinya seperti apa. Tentunya dengan data yang ada, ini merupakan kewajiban kami," kata Sofyan Edi.
Atas kejadian bentrokan antara sekelompok warga Kota Malang dengan mahasiswa asal Papua tersebut, baik Sutiaji maupun Sofyan Edi atas nama Pemkot Malang telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Keduanya memastikan dan menegaskan bahwa tidak ada kebijakan yang dikeluarkan untuk memulangkan para mahasiswa asal Papua yang tengah belajar di Kota Malang, pascabentrokan.