REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi menegaskan, polisi menjamin kemananan warga Papua yang berada di wilayahnya. Warga Papua di Jabar selama ini telah menyatu dan tak memiliki masalah.
Rudy mengatakan, TNI dan polisi akan terus berkoordinasi untuk menjaga kondusivitas keamanan di Jabar. Ia juga meminta jika ada yang terindimidasi untuk segera melapor.
"Rekan-rekan dari Papua di Jabar saya jamin keamanannya. Kalau ada apa-apa, komunikasikan dengan saya," kata dia di Kabupaten Garut, Selasa (20/8).
Sejauh ini, suasana di Jabar masih kondusif dan tak terpengaruh dengan isu yang ada. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga suasana agar tetap tenang.
"Saya dengan Pandam sama-sama menjaga seluruh masyarakat Papua di Jabar," kata dia.
Ia menilai, selama ini tak ada perbedaan sikap dari masyarakat Jabar terhadap warga Papua yang berada di wilayahnya. Bahkan, pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia lalu, Jabar mengusung tema Papua.
"Kemarin 17 Agustus, saya, Pangdam, Gubernur, semua pejabat menari Sajojo dengan masyarakat Papua di Jabar dan seluruh masyarakat Jabar. Insya Allah kondusif semua," kata dia.
Jaminan keamanan sebelumnya juga diutarakan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Pernyataan Ganjar ini merespons gesekan antara mahasiswa Papua dengan warga dan ormas di Surabaya, Jawa Timur.
"Tenang saja, saya jamin keamanan saudara dari Papua yang ada di sini. Saya minta juga kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah ikut menjaga karena mereka adalah saudara kita sebangsa se-Tanah Air, apalagi banyak saudara kita dari Papua ini sedang sekolah, mari kita jaga agar belajarnya tidak terganggu dengan urusan ini," katanya saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Selasa (20/8).
Ganjar juga meminta kepada semua masyarakat di Indonesia, khususnya warga Jateng untuk menahan diri dan tidak melakukan hal-hal yang justru memperkeruh situasi, serta disebarkan melalui media sosial. Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi kericuhan antara mahasiswa Papua dan sejumlah masyarakat dan oknum-oknum organisai massa tertentu di Surabaya dan Malang, Senin (19/8), yang kemudian meluas hingga ke sejumlah daerah.