REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGA – Kepulan asap di hutan Gunung Ciremai Kabupaten Majalengka masih belum padam. Upaya pemadaman kini sepenuhnya bergantung pada water boombing akibat lokasi kebakaran yang sulit dijangkau dengan pemadaman manual.
‘’Dari pemantauan heli pada hari Minggu (18/8), masih ada beberapa titik asap,’’ ujar Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Rezza Permana, kepada Republika.co.id, Selasa (20/8).
Rezza menyebutkan, kepulan asap itu tersebar di sekitar wilayah Sadarehe dan Cikaracak, Kabupaten Majalengka. Upaya pemadaman pun masih terus dilakukan.
Namun, kata Rezza, upaya pemadaman kini difokuskan menggunakan water boombing. Hal tersebut dikarenakan titik asap berada di wilayah yang sulit dijangkau oleh tim darat.
‘’Dan tim darat juga sudah dalam posisi kelelahan,’’ kata Rezza.
Meski demikian, Rezza mengakui, pemadaman dengan water boombing tak bisa terus menerus dilakukan. Pasalnya, cuaca berkabut dan angin kencang kerap menjadi kendala dalam upaya pemadaman tersebut.
Hutan di puncak Gunung Ciremai mengalami kebakaran pada Rabu (7/8) sekitar pukul 13.00 WIB. Kepulan asap pertama kali terlihat dari wilayah Argalingga, Kabupaten Majalengka dan terus meluas ke lokasi lainnya, termasuk ke wilayah Kabupaten Kuningan.
Sebanyak 69 orang pendaki yang berada di jalur pendakian Kabupaten Kuningan maupun jalur pendakian Kabupaten Majalengka saat kebakaran terjadi, berhasil diselamatkan. Upaya pemadaman pun terus dilakukan, baik secara manual maupun pengeboman air dengan helikopter.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, menyatakan, kebakaran yang melanda hutan Gunung Ciremai yang masuk wilayah Kabupaten Kuningan sudah dinyatakan padam. Proses pendinginan pun telah dilakukan, Kamis (15/8) pagi.
‘’Api untuk wilayah Kuningan sudah clear,’’ kata Agus, Kamis (15/8).
Sementara itu, Humas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Agus Yudhantara, mengungkapkan, hingga saat ini, proses pemulihan terhadap lahan yang terbakar belum dilakukan. Pihaknya baru selesai melakukan mop up pada 18 Agustus 2019.
‘’Nanti dikaji dulu, apa yang harus diperbuat (untuk proses pemulihan),’’ kata Agus Yudhantara, Selasa (20/8).
Ketika ditanyakan mengenai penyebab kebakaran, Agus Yudhantara menyatakan, belum mengetahui secara pasti. Dia menjelaskan, hal itu masih dalam tahap penyelidikan.
‘’Untuk luas lahan yang terbakar mencapai 343 hektare. Yang masuk wilayah Kuningan 111 hektare, sisanya masuk wilayah Majalengka,’’ ujarnya.