Selasa 20 Aug 2019 10:53 WIB

DPP PKB: Kader Ingin Muhaimin Dipanggil Gus AMI

Aspirasi itu muncul jelang Muktamar V PKB di Nusa Dua, Bali.

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Ahmad Iman mengatakan kader partai tersebut menginginkan agar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar memiliki sapaan baru yaitu Gus AMI (Ahmad Muhaimin Iskandar). Aspirasi itu muncul jelang Muktamar V PKB di Nusa Dua, Bali.

"Banyak aspirasi dari bawah, karena banyak orang yang sebenarnya bukan gus tapi dipanggil gus. (Sedangkan) Cak Imin ini genealoginya benar-benar gus tapi malah dipanggil cak," kata Iman di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8).

Baca Juga

Ia mengatakan, Muhaimin merupakan cicit dari pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Kiai Bisti Syansuri sehingga Muhaimin patut diberikan julukan Gus. Iman mengatakan, putra kiai dalam tradisi NU adalah hal yang dihormati dan banyak yang tidak tahu kalau Muhaimin merupakan cicit pendiri NU.

"Mungkin juga karena banyak orang yang tidak tahu kalau Cak Imin ini cucu buyut pendiri NU. Banyak orang PKB bukan anak kiai tapi disebut gus," ujarnya.

Berdasarkan pantauan, di sepanjang jalan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar hingga ke Nusa Dua, Bali, terpampang baliho Muhaimin dengan menyebut sapaan baru yaitu Gus AMI. Muktamar ke-V PKB 2019 akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 20-22 Agustus 2019.

Muktamar tersebut akan membahas tiga agenda prioritas dan strategis partai untuk lima tahun ke depan. Pertama, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul, berkarakter, berkualitas dan berdaya saing.

Agenda kedua, memprioritaskan kepada pengembangan ekonomi kerakyatan dalam rangka memberdayakan kaum mustadh'afih, kaum yang lemah dan yang terlemahkan. Ketiga, adalah pengembangan dakwah sosial dan kebudayaan dalam rangka mewujudkan kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan yang damai yang beradab.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement