Senin 19 Aug 2019 23:59 WIB

Kapolda Bertemu Perwakilan Tokoh Papua se-Jabodetabek

Masyarakat Papua adalah saudara dan tidak ada yang dibeda-bedakan.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi gedung DPRD Papua Barat yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Kondisi gedung DPRD Papua Barat yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono bertemu dengan sejumlah perwakilan tokoh masyarakat Papua yang berada di Jabodetabek. Gatot mengatakan, pertemuan itu membahas sejumlah hal terkait peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Manokwari.

"Kita berinisitatif untuk bersama-sama berkumpul, untuk menyampaikan atau memberikan rasa aman dan informasi-informasi yang benar terkait peristiwa-peristiwa yang terjadi, khususnya agar tidak berkembang di wilayah DKI Jakarta," kata Gatot kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/8) malam.

Baca Juga

Gatot menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif bagi masyarakat Papua yang berada di Jabodetabek. Ia menyebut, masyarakat Papua adalah saudara dan tidak ada yang dibeda-bedakan.

Selain itu, Gatot bersama perwakilan tokoh masyarakst Papua itu juga sepakat untuk bersama-sama mendinginkan situasi yang ada saat ini dengan prinsip toleransi.

"Kita sepakat para tokoh masyarakat Papua di Jakarta ini akan menjadi cooling system, mendinginkan situasi baik di DKI maupun teman-teman yang ada di Jogja di Surabaya, bahkan Papua agar aman, damai, situasi sejuk," tegas Gatot.

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Tokoh Papua se-Jabodetabek Febiolla Irriana Ohay mengatakan, ada tujuh poin yang mereka sampaikan kepada Kapolda Metro Jaya dalam pertemuan tersebut. Pertama, mereka menyampaikan jaminan perlindungan keamanan kelada masyarakat Papua di Jabodetabek.

"Kedua penegakan hukum kepada pemicu terjadinya perosalan di Malang dan Surabaya. Ketiga, tindakan tegas kepada kelompok-kelompok yang memicu konflik," ujar Febi.

Keempat, ia menyebut agar dibentuk komunikasi dalam permasalahan sosial yang saat ini sedang bergejolak. Untuk mengantisipasi munculnya kejadian berikutnya. Kelima, ia meminta agar rasisme dalam bentuk apapun dihentikan.

"Keenam, mohon kepada aparat di lokasi konflik bisa cepat bertindak untuk meredam situasi yang ada. Jangan ikut mengompori situasi yang terjadi. Ketujuh, keamanan kebijakan TNI-Polri terhadap masyarakat Indoensia, khususnya masyarakat Papua dan masyarakat Papua lainnya yang bersebelahan agar semua bisa netral dan menegakan hukum yang adil," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement