Senin 19 Aug 2019 19:07 WIB

Warga Pekanbaru Diimbau Pakai Masker Saat Keluar Rumah

Pekanbaru sudah dinyatakan darurat asap kebakaran lahan dan hutan.

Red: Nur Aini
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, yang ke luar rumah kini terus diimbaau agar tetap memakai masker guna menekan kasus ISPA atau pemicu asma akibat kabut asap yang melanda daerah itu sejak sebulan terakhir.

"Dengan menggunakan masker artinya warga sudah cerdas sekaligus sebagai langkah antisipasi dampak kabut asap bagi kesehatan, tua muda, pria dan wanita, apalagi anak-anak dan lansia tentunya memiliki daya tahan tubuh yang makin melemah," kata Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Sigit Yuwono, kepada wartawan, di Pekanbaru, Senin (19/8).

Baca Juga

Menurut Sigit, upaya antisipasi itu untuk melindungi warga agar tidak maksimal terpapar asap yang kini makin parah akibat adanya kiriman asap dari Jambi dan Sumsel. Bersamaan dengan itu daerah inipun sudah dinyatakan darurat asap, sehingga kesehatan adalah paling utama.

Ia mengatakan selain tetap menggunakan masker, masyarakat juga tetap menjaga pola hidup sehat, banyak mengonsumsi air putih, serta banyak makanan bergizi lainnya.

"Namun demikian kita juga bersyukur langkah cepat Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru yang senantiasa memberikan pelayanan gratis bagi warga yang terpapar asap, dan rutin memberikan masker hingga ke sekolah-sekolah," katanya.

Sementara itu berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru Senin (19/8) pagi, tercatat 57 hotpsot atau titik panas yang terpantau di Riau. Tercatat 37 titik di antaranya diduga kuat adalah kebakaran hutan dan lahan.

Menurut Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki, mengatakan 57 hotspot yang terpantau di Riau ini tersebar di beberapa daerah seperti di Pelalawan 21 titik, Bengkalis 1, Rohil 1, Meranti 9, Inhu 3, dan Inhil 22 titik.

Dari 57 hotspot tersebut, tercatat 37 di antaranya berada di level confidence di atas 70 persen dimana kondisi ini diduga kuat terjadinya Karhuta seperti di Pelalawan terbanyanyak yakni 15 titik, Inhil 15 titik, Meranti 6 titik dan Rohil 1 titik.

Selain itu, untuk prakiraan cuaca Senin itu pada umumnya cuaca di Riau cerah berawan, tdak terlihat potensi hujan pada siang hingga dini hari nanti.

"Dengan musim kemarau ini diharapkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement