Senin 19 Aug 2019 18:36 WIB

Nglanggeran Gelar Kembul Bujono 50 Ingkung

Kembul bujono 50 ingkung menjadi acara adat yang terbuka untuk wisatawan.

Pengembangan Wisata Yogyakarta. Pengunjung menikmati pemandangan Embung Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (15/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengembangan Wisata Yogyakarta. Pengunjung menikmati pemandangan Embung Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pengelola Desa wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan makan bareng sebagai wujud syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Dalam bahasa lokal, kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan kembul bujono 50 ingkung.

"Kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan adat dan budaya masyarakat di Nglanggeran," kata Wakil Ketua Panitia Acara Kenduri Bersama Desa Nglanggeran Agus di Gunung Kidul, Senin.

Agus mengatakan, acara adat kenduri bersama juga terbuka untuk wisatawan. Kembul bujono 50 ingkung yang diharapkan bisa meningkatkan kebersamaan masyarakat setempat konsepnya memang sengaja dibuat untuk mendukung pariwisata.

"Wisatawan dipersilakan ikut bersama, makan gratis," katanya.

Agus mengatakan, kegiatan ini digelar setahun sekali. Warga lima dusun yang ada di Desa Nglanggeran terlibat dalam helatan kembul bujono 50 ingkung. Panitia menyediakan 50 ingkung ayam dan sayuran untuk dimakan bersama di kompleks wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Ada pula warga yang secara mandiri berinisiatif membuat ingkung.

"Ini wujud kebersamaan masyarakat di Desa Nglanggeran untuk melestarikan budaya, sekaligus mengembangkan potensi wisata lokal kepada wisatawan," katanya.

Salah seorang mahasiswa dari Universitas Malaysia Kelantan, Ramadhan Ibnu Hashim, mengatakan bahwa acara adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan. Dia diajak makan bareng warga sehingga dapat merasakan kebersamaan.

"Ini sesuatu yang langka bagi turis. Kami bisa bergabung dengan masyarakat. Wisata perpaduan dengan budaya masyarakat sangat menarik bagi kami," katanya yang datang bersama empat rekan kampusnya ini.

Ramadhan mengatakan, kedatangannya ke DI Yogyakarta ialah dalam rangka melakukan penelitian bersama rekannya mengenai wisata.

"Kegiatan masyarakat di Desa Nglanggeran sangat bermanfaat bagi kami dalam menyelesaikan penelitian. Saya tidak melewatkan momen ketika makan bersama ingkung ayam ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement