Senin 19 Aug 2019 18:02 WIB

JK Minta Ilmuwan Diaspora Tularkan Ilmu ke Dalam Negeri

JK menilai para ilmuwan diaspora tidak wajib kembali ke Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Simposium Cendekia Kelas dunia (SCKD) Tahun 2019 di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (19/8).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Simposium Cendekia Kelas dunia (SCKD) Tahun 2019 di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para ilmuwan diaspora yang sukses berkarir di perguruan tinggi terbaik di luar negeri untuk menularkan budaya pendidikan yang baik ke dalam negeri. JK berharap para ilmuwan diaspora juga membagikan pengalaman tentang kemajuan pendidikan di masing-masing wilayah mereka berada.

"Bagaimana suatu budaya maju ini Anda tularkan, Anda semua bisa jadi virus yang baik untuk kita semua di dalam negeri, tentu memberikan informasi," ujar JK saat membuka Simposium Cendekia Kelas dunia (SCKD) Tahun 2019 di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (19/8).

Namun demikian, JK menilai para ilmuwan diaspora tidak wajib kembali ke Indonesia. Sebaliknya, para ilmuwan diaspora diminta untuk terus menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri.

"Karena itu, sama dengan LPDP, tak ada kewajiban kembali bekerja ke dalam negeri, bekerja dan sebagainya, karena kalau ditawarkan PNS, saya kira bapak tidak memerlukan PNS, karena gajinya turun, yang kita butuhkan itu suatu budaya baru," ujar JK.

JK menerangkan, itu lantaran keberadaan diaspora bisa menyumbang kemajuan negaranya. JK mencontohkan ilmuwan diaspora dari Cina dan India yang begitu besar dan juga hebat. Bahkan, di Filipina keberadaan diaspora menjadi penyumbang 20 persen Produk Domestik Bruto atau (GDP) negara tersebut.

"Begitu hebatnya diaspora mereka, India, disamping banyak ke Amerika, perusahaan Malaysia Indonesia, CEO dari India, google, microsoft pepsicola, citibank, macam macam, ada gubernur di AS. Begitu hebat diaspora mereka," kata JK.

Simposium Cendekia Kelas dunia (SCKD) Tahun 2019 secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan didampingi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir. Simposium Cendekia Kelas dunia (SCKD) Tahun 2019 diikuti 52 ilmuwan diaspora yang tersebar di 13 negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement