Senin 19 Aug 2019 16:53 WIB

Pemilik Toko Beri Minum Gratis Pendemo di Jayapura

Pemilik toko di Jayapura memberikan minuman gratis kepada para pendemo.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Subarkah
Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Foto: Gusti Tanati/Antara
Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi besar-besaran memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya juga digelar di Jayapura, Papua, Senin (19/8) pagi. Seribuan orang dari mahasiswa dan warga Papua turun ke jalan berunjuk rasa.

Menurut salah seorang warga Papua, Yotam Wakum, sebenarnya warga sudah mengetahui akan demo di Jayapura sehari sebelumnya. Sehingga untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, sejumlah toko memilih tutup dan kantor libur.

Namun, beberapa toko kelontong justru memberikan air minum dalam kemasan gelas maupun botol secara cuma-cuma alias gratis kepada para pendemo.

"Toko tutup dari pagi, tadi memang banyak yang sudah tahu kalau ada demo, Jayapura kalau ada demo seperti ini sudah bahaya sekali," ujar Yotam saat dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (19/8).

Akibat adanya demo itu, Yotam pun terjebak macet sejak pagi, sekitar 07.30 WIT aksi itu berujung ricuh. Hingga sore pun, kendaraannya yang hendak pergi ke Kota Jayapura dari Abepura, tak bergerak.

Ia menceritakan, sekitar pukul 14.30 waktu Papua, massa aksi berjalan kaki atau long march menuju Kantor DPRD dan Gubernur Papua. Yotam pun sempat mendengarkan beberapa tuntutan para pendemo itu.

"Jadi, tuntutan mereka tadi itu mahasiswa Papua di Malang maupun Surabaya atau Semarang dipulangkan," kata Yotam.

Pada pukul 14.42, Yotam memberi kabar bahwa pendemo sudah tiba di Kantor Gubernur. Saat Yotam dihubungi kembali sekitar 15.15 WIB, masih terdengar suara para pendemo. Namun, Yotam tak bisa menjawab telepon lebih lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement