REPUBLIKA.CO.ID,LABUAN BAJO -- Keamanan Diplomatik AS, Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS, dan Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) memberikan pelatihan gabungan yang pertama kepada penyidik kepolisian Indonesia, petugas imigrasi, pengawas ketenagakerjaan, staf catatan sipil, dan tokoh masyarakat tentang cara memerangi perdagangan orang dan eksploitasi anak dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada korban.
Pelatihan selama tiga hari pada 14-16 Agustus memberikan kesempatan untuk bertukar keahlian tentang cara mengidentifikasi dan mewawancarai korban perdagangan manusia dan memberikan bantuan kepada korban. Selain itu, para peserta juga membahas pentingnya perlindungan hak-hak korban dan mekanisme rujukan korban dan peran Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Indonesia dalam proses ini.
“Labuhan Bajo diketahui sebagai salah satu dari empat wilayah pengembangan strategis di Indonesia dan diharapkan pariwisata di daerah ini akan tumbuh. Sayangnya, seiring dengan perkembangan daerah dan wisata, akan ada peningkatan kejahatan nasional dan transnasional di kawasan ini dan kami harus siap untuk memeranginya. Jenis pelatihan ini membantu kita mempersiapkan segala bentuk perdagangan orang ini,” kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP Julisa Kusumowardono dalam siaran pers kepada Republika.co.id, Senin (19/8).
Koordinator Program Nasional IOM untuk Unit Penanggulangan Perdagangan dan Migrasi Tenaga Kerja, Among Pundhi Resi, menekankan, “Pemberantasan perdagangan orang hanya dapat dilakukan secara optimal dengan upaya terpadu oleh semua lembaga terkait. Inilah alasan mengapa pelatihan ini dilakukan. IOM berharap pelatihan ini dapat berkontribusi pada penuntutan kasus perdagangna orang yang lebih baik dan lebih sukses.”
Hadir sebagai pembicara dalam pelatihan tersebut, Shan Smith, Agen Khusus untuk Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS (HSI) di Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Dmitriy Bocheko, Asisten Penyelidik Keamanan Regional; Keamanan Diplomatik AS, Konsulat Jenderal AS di Surabaya.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program penjangkauan Pemerintah AS di seluruh Indonesia Timur oleh kantor Investigasi Kriminal Luar Negeri Keamanan AS di Konsulat Jenderal AS di Surabaya bekerja sama dengan Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS yang disponsori oleh Biro Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum di Kedutaan Besar AS di Jakarta. Program pelatihan dari pemerintah AS ini bertujuan untuk mendukung kapasitas lembaga penegak hukum Indonesia dalam investigasi perdagangan manusia dan mendokumentasikan deteksi penipuan untuk mencegah masuknya ilegal ke Indonesia.