REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI dijadikan momentum oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan pembenahan kota. Usai menggelar upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan, Sabtu (17/8), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan program “Merdeka dari Plastik” sebagai upaya mengurangi sampah plastik.
Sebagai tahap awal, program bebas sampah plastik diterapkan di dua ruang publik terbesar di kabupaten itu, yaitu Taman Sritanjung dan Taman Blambangan. Di dua ruang publik itu, saban hari ada ribuan warga beraktivitas dari pagi hingga malam hari. Tiap hari di Taman Blambangan juga terdapat event seni-budaya yang menjadikannya titik kumpul banyak orang.
Usai menjadi inspektur upacara, Bupati Anas bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah langsung menuju salah satu sudut Taman Blambangan. Di sana telah dibentangkan kain yang bertuliskan “Revolusi Mental Menuju Banyuwangi Merdeka dari Plastik”.
Anas pun menuliskan pesan di kain tersebut, “Hindari Penggunaan Plastik”. Aksi Anas diikuti oleh Forpimda lainnya yang menuliskan pesannya tentang pengurangan penggunaan plastik di kehidupan kita.
Pemkab Banyuwangi meluncurkan program “Merdeka dari Plastik”.
“Plastik ini lama terurainya lama, ada yang 400 bahkan hingga 1.000 tahun. Bayangkan jika kita dari sekarang tidak mengambil aksi nyata, lama kelamaan kita akan hidup di atas plastik,” kata Anas seperti dalam siaran persnya.
Dikatakan Anas, masalah plastik telah menjadi masalah global dan mendapat perhatian serius dari dunia. Semua negara sudah sepakat untuk mengurangi sampah plastik. Apalagi, lanjut dia, sampah plastik di laut sudah dalam tahapan mengkhawatirkan.
“Bu Menteri Susi pernah mengingatkan kita semua, bila kita tidak mengambil aksi nyata mulai sekarang, 30 tahun lagi permukaan laut akan dipenuhi sampah. Ini akan mengancam habitat laut. Kita manusia juga terancam karena kita mengkonsumsi mikro plastik dari hewan laut yang kita makan. Residu plastik ini akan berakibat penyakit kerdil pada manusia,” kata Anas.
Sebagai tahap awal, pilot project akan diawali di Taman Blambangan dan Taman Sritanjung. Di dua taman kota tersebut, warga dan pedagang yang ada di sana harus bebas dari dari plastik. Pedagang harus mulai mengurangi penggunaan media plastik. Misalnya mereka tidak menggunakan lagi kantong plastik sebagai pembungkus atau penyaji makanan.
“Mereka kita edukasi untuk menjauhi plastik. Misalnya jangan kasih sedotan di minuman. Pakai kertas daun ulang untuk pembungkus makanan. Kelihatannya remeh, tapi kalau semua orang melakukan ini dampaknya akan besar. Apalagi di dua ruang publik ini selalu ramai orang, bahkan kalau event tertentu jumlah orang yang berkumpul bisa sampai 5.000 orang,” kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Husnul Chotimah menjelaskan sosialisasi akan gencar dilakukan di dua tempat tersebut. Para pedagang diberi tenggat waktu hingga akhir Agustus untuk memulai kebiasaan ini.
“Banyak pedagang yang sudah mulai paham untuk mengurangi penggunaan plastik secara bertahap. Tidak hanya itu, mereka juga kami ajak untuk mengurangi menjual makanan dalam kemasan plastik. Begitu halnya, sampah juga harus dipilah dengan baik. Mana yang organik dari sisa makanan, maupun nonorganik dari pembungkusnya. Ini untuk memudahkan pengolahan sampah lebih lanjut,” jelas Husnul.
Dinas LH sendiri, kata Husnul, telah meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mengurangi sampah plastik ini. Kader-kader lingkungan diajak untuk masuk ke sekolah-sekolah dalam rangka mengurangi sampah plastik jajanan anak-anak sekolah.
"Gerakan go tumbler sudah efektif jalan di kantor Pemerintahan. Kami juga sudah membagikan ribuan tas dan kantong belanja kepada ibu-ibu agar saat belanja tidak lagi menggunakan kresek. Sejumlah sekolah juga sudah melarang siswanya untuk membawa makanan kemasan di sekolah. Ini semua ikhtiar kami untuk mengurangi sampah plastik di bumi ini,” pungkas Husnul.