Sabtu 17 Aug 2019 15:49 WIB

FKIP UMS Gelar Temu Mahasiswa Lintas Budaya

Mahasiswa dari berbagai negera di Asean berkumpul dan menampilkan budayanya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Foto: ums.ac.id
Universitas Muhammadiyah Surakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyatukan kontingen dari berbagai daerah di Indonesia dan dari berbagai negera di Asean melalui acara bertajuk "Temu Budaya dan Gala Dinner Mahasiswa Lintas Budaya" di Gedung Induk Siti Walidah, UMS, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (15/8) malam lalu.

Para mahasiswa dari Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia dan Vietnam tersebut tampil bersama-sama mempertunjukkan seni budaya dari berbagai daerah. Totalnya terdapat 120 mahasiswa yang berasal dari program SEA Teacher mengikuti acara tersebut.

Baca Juga

Acara tersebut menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa-mahasiswa dengan kebudayaan mereka masing-masing. Mereka tampil secara bergantian dengan membawa kesenian dari daerah asal dan negaranya.

Dekan FKIP UMS, Harun Joko Prayitno, mengatakan, tujuan dikumpulkannya para mahasiswa tersebut agar saling mengenal, mengenal dalam konteks ke-Indonesiaan, konteks kebudayaan yang lebih luas. Sebab, sekarang ini konsep dengan adanya digital change akan membawa konsekuensi perubahan kultural dan nantinya akan ada society change. Salah satu yang digunakan sebagai pengenalan dan pemersatu melalui seni budaya.

"Seni sebagai satu refleksi dari kebudayaan mereka masing-masing. Vietnam tampil dengan kebudayaan Vietnamnya, Filipina tampil dengan kebudayaan Filipinanya, dari Palu, Kendari, Bangka juga tampil dengan kebudayaannya masing-masing," jelasnya seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Harun menambahkan, para mahasiswa tersebut berasal dari program SEA Teacher. Selain mereka datang UMS, pada saat yang sama UMS juga mengirimkan para mahasiswanya ke negara-negara mereka supaya terjadi akulturasi kebudayaan yang nantinya akan berimplikasi pada literasi multikultural.

"Saat ini tercatat mahasiswa kami yang berada di luar negeri, Malaysia ada 16 mahasiswa, Filipina, Kongen, dan di Thailand ada 17 mahasiswa. Sedang di perguruan tinggi Muhammadiyah ada yang di Bangka, Medan, Belitung, Pangkalanbun, Kendari dan juga Palu," terang Harun.

Harun memaparkan, untuk bisa mengikuti program SEA Teacher ini para mahasiswa harus lolos seleksi yang diadakan oleh negara masing-masing. Seleksi dimulai dari administrasi, wawancara, sampai dengan kepribadian. Kemudian, disiplin ilmu yang masuk dalam program SEA Teacher dibatasi dari pendidikan, baik itu pendidikan bahasa Inggris, Matematika, Geografi, maupun Akuntansi.

Selama satu bulan, para mahasiswa tersebut ditempatkan di 97 sekolah dari TK – SMA/SMK di area Solo Raya. Aktivitas mereka di hari pertama mengamati budaya sekolah, lingkungan sekolah, dan sistem pembelajaran. Kemudian, pada hari kedua dan seterusnya mereka sudah latihan mengembangkan perangkat pembelajaran di sekolah masing-masing.

Salah satu mahasiswa peserta Temu Budaya Malibu asal Bangka Belitung, Mutiara, mengungkapkan kegembiraannya dapat memperkenalkan salah satu seni tari dari daerahnya di depan mahasiswa lain yang berasal dari budaya berbeda, termasuk dari luar negeri.

"Kami bertiga mempersembahkan tari Pinang Sebelas yang merupakan tari untuk menyambut tamu kehormatan dalam sebuah acara. Tentu kami sangat senang bisa hadir disini, diberi kesempatan memperkenalkan seni budaya kami," ucap mahasiswa semester VI STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement