Sabtu 17 Aug 2019 09:50 WIB

Gemerlap Pesta 4 hari 4 Malam Pernikahan Putra Raja Sinetron

Kisah Pernikahan Putra Rampunjabi mewah dan gemerlap selama berhari-hari.

Sepasang mempelai, Amrita dan Sanjana, dalam pernikahan Putra Rampunjabi
Foto: ilham bintang
Sepasang mempelai, Amrita dan Sanjana, dalam pernikahan Putra Rampunjabi

Oleh:  Ilham Bintang, Jurnalis Senior

Keajaiban  Bali yang “ditawarkan” The Apurva Kemphinski  “ dibeli” Raam & Raakhee untuk menjadi tempat upacara pernikahan putera bungsunya, Amrit Punjabi dengan Sanjana, Jumat (16/8) petang.

Venue pemberkatan penikahan dipilih di Ocean Front Lawn The Apurva Kemphinski Bali. Tempat itu luas, dan luar biasa Indah. Pinggir pantai. Angin dari Australia berhembus sepoi-sepoi mengusir hawa panas dari laut.

Di situ berdiri panggung besar seluas 100 meter dengan tinggi 1,5 meter.  Menjadi pelaminan  megah berwarna kuning keemasan, membelakangi laut. Di depan lampu - lampu kekuningan kamar hotel, tersusun di atas  perbukitan menjadi saksi ritual sakral pernikahan ala India itu. Selain, tentu saja seribu lima ratus undangan yang mengiringi  doa untuk kedua mempela.

Ini acara keempat di hari ketiga rangkaian perkawinan 4 hari 4 malam. Diberi judul “ Vivaah” (ini bahasa sansekerta yang berhari perkawinan). Kisah semacam 'Vivah' inii juga sangat terkenal di Indonesia, teruma di budaya Jawa. Semua tahu jalinan cerita dalam epos Mahabarata tentang perkawinan pangeran putra penengah Pandawa yang paling tampan, yakni Arjuna Wiwaha atau parnikahan Arjuna.

photo

Ram seperti terobsesi dengan kisah Arjuna Wiwaha tersebut. Kisah asal India ini di Jawa ditulis kembali dengan bentuk syair oleh Mpu Kanwa. Diperkirakan dia  ypada zamannya Raja Airlangga, raja di Jawa Timur yang bertakhta di sekitar Kali Mas, Surabaya, sekitar tahun 1019-1042 M. Mpu Kanwa mempersembahkan karyanya kepada raja Airlangga. Untuk menghormati raja itu ia melukiskan kekuasaannya dengan mengambil arjuna sebagai contoh. Hal ihwal Arjuna mencerminkan kehidupan Airlangga.

Dalam kakawin itu dikisahkan Pangeran Arjuna yang menjalankan tapa brata. Dalam tapa brata betul banyak godaan yang dia jumpai. Berbagai peri yang cantik hingga gandarwa yang seram menggodanya. Tapi itu Arjuna tetap bergeming dalam tapa brata. Atas kekhusyukan tapanya dewa kemudian memberikan wahyu kesaktian sekaligus seorang dewi yang bernama Supraba. Arjuna pun kemudian menikahinya dalam pernikahan yang sangat meriah.

Maka, meski cara 'Vivaah' yang tertulis dalam undangan 'Vivaah'  dimulai pukul 15. 30 molor menjadi 16.30 waktu Bali pernikahan gemerlap itu kemudian berlangsung. Awalnya, sembari menunggu matahari rebah, prosesi baru dimulai saat mempelai pria dengan menumpang  mobil morris mini menuju pelaminan.

Jalan mempelai pria perlahan dalam formasi seperti karnaval. Dia di kawal  barisan ratusan keluarga yang sepanjang perjalanan mengelu-elukan mempelai pria menuju pelaminan. Mereka menari mengiringi irama musik yang ditabuh dalam lagu- lagu India yang riang. Karnaval semakin meriah : ditopang  oleh atraksi belasan gadis model menyambut di kiri kanan jalan. Mereka  menari  di atas panggung -panggung kecil. Gadis gadis tinggi semampai itu terayun-ayun seperti pohon kelapa ketika menari dan disapu angin.

Setelah itu, baru mempelai pria tiba di pelaminan, yakni pada pukul 18.00. Dari atas atas pelaminan  yang megah setinggi 1,5 meter orang tuanya, Raam & Raakhee Punjabi, yang berbusana bak pangeran menyambutnya. Ram tampak gagah dengan pakaian ala bangsawan India, lengkap dengan sebilah pedangnya.

Tidak berapa lama kemudian tampak mempelai wanita datang dari depan panggung . Dia pun datang dengan diiringi barisan panjang. Sang mempelai pria, Amrit, lalu  menyambut dan menuntun calon isterinya, Sanjana, duduk di sofa. Momen ini  terjadi persis saat sunset, matahari telah tenggelam di ufuk Barat. Suasana romantis sekali.

Selanjutnya kedua mempelai mengikuti acara sembahyang menurut agama Hindu. Setelah itu kemudian berputar tujuh kali di atas panggung. Itulah momen sahnya perkawinan pasangan berbahagia itu. Itulah puncak dari dari rangkaian perkawinan itu.

Tapi setelah itu apakah pesta berakhir? ternyata tidak. Tunggu dulu. Prosesi tadi itu hanya merupakan prosesi puncak perkawinan menurut aturan agama. Raam & Raakhee ternayata masih menyediakan acara perayaan puncak pernikahan lainnya, pada Sabtu (17/8) malam lalu itu, yakni berupa resepsi perkawinan di Ball Room Westin. Acara itu dinamai “ Amora Mistere”.

Pada malam itu pun pernikahan berlangsung gemerlap dan meriah. Hampir semua tamu mengenakan busana India. Paling tidak mengenakan ikat kepala, semacam 'ubel-ubel' bagi tamu pria. Wajah kami tampak lucu- lucu dalam kemasan busana ala “ Tuan Takur” . Kami antre bareng Mantan Dubes RI di  Italia August Parengkuan, dan Dirut Media Tempo Bambang Harimurti ketika hendak dipasangkan ikat kepala gaya Tuan Takur itu. AM Hendropriyono juga mengenakan ikat kepala yang sama dengan kami. Hanya Peter F Gontha yang tidak, entah kenapa.

Selesai ritual pernikahan, acara dilanjutkan acara 'dinner' atau makam malam di tempat sama. Setelah itu masuk acara Rhytem &  Beats yang dimulai pukul 11 malam, dan biasanya akan berlangsung sampai subuh. Tamu yang sudah berumur tentu tidak akan banyak yang tampak di acara itu. Termasuk saya. Kecuali kalau nekat.

'Vivaah' putra Raja Sinetron malam itu luar biasa. Putranya Amrit tampil bak Pangeran Arjuna, isterinya Sanjana bak Dewi Supraba. Suasana pernikahan ini saya rasa geriap riuhnya persis sama kemewahan pesta pernikahan ala Istana Pandawa itu.

Ram Punjabi membuktikan dia raja sebagai raja impian seperti dalam sinetron yang sela ini dibuatnya. Dan segala impian itu hari ini seperti dia wujudkan!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement