Jumat 16 Aug 2019 07:43 WIB

Bau Gosong Kabut Asap Karhutla Menyengat di Pagi Hari

Kabut asap makin parah. Bekas bakarannya itu terbang ke mana-mana.

Foto udara kawasan permukiman penduduk yang diselimuti kabut asap di Arang-arang, Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Kamis (15/8/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Foto udara kawasan permukiman penduduk yang diselimuti kabut asap di Arang-arang, Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Kamis (15/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak hanya melanda masyarakat di Kalimantan dan Sumatra. Masyarakat di Provinsi Jambi juga mulai terpapar kabut asap yang dalam beberapa hari terakhir makin pekat.

Bau gosong kabut asap dan abu sangat dirasakan warga pada pagi hari. Kondisi ini pun mengganggu anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah.

Warga Kumpe, Kabupaten Muaro Jambi, Sunarti, mengatakan, kabut asap sangat tebal pada pagi hari dan membuat jarak pandang memendek. "Tidak hanya itu, di atas daun juga kelihatan bekas debu-debu yang lengket," kata Sunarti, Jumat (15/8).

Sunarti menceritakan, para orang tua murid sangat mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya akibat kabut asap dan abu. Sebab, jika terlalu lama berada di luar ruangan, abu bekas kebakaran hutan dan lahan menempel di baju. Para orang tua khawatir anak-anak mereka terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Kabut asap makin parah. Bekas bakarannya itu terbang ke mana-mana. Bahkan, abu karhutla masuk hingga bak air," ujar Sunarti.

Warga Kota Jambi turut mengeluhkan abu dan asap yang ada di kota itu. Meski tak sepekat di Kabupaten Muaro Jambi, warga kota itu cukup mengeluhkan jerubu karena masuk ke dalam rumah.

"Kalau siang tidak terlalu kelihatan, tapi kalau pagi hari bekas abunya masuk ke rumah, menempel lantai-lantai, bahkan sampai masuk ke dalam bak mandi," kata Dewi Warga Kota Jambi.

Di Pontianak, Kalimantan Barat, sejumlah sekolah terpaksa memperpanjang masa libur sekolah akibat dampak kabut asap karhutla. Kegiatan belajar dan mengajar ditiadakan selama tiga hari sejak Selasa (13/8) dan direncanakan kembali dimulai hari ini.

Kepala Sekolah Bruder Dahlia Pontianak Stephanus Supriyatna menjelaskan, kebijakan memperpanjang masa libur sekolah dilakukan demi menjaga kesehatan para siswa. "Sebelumnya kami juga mengurangi proses belajar di luar ruangan kelas guna menekan seminimal mungkin para siswa dari paparan kabut asap secara langsung," ujar Supriyatna.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan diliburkannya aktivitas belajar mulai dari tingkat TK hingga SD di kota itu atas pertimbangan kesehatan dan keselamatan siswa. Diliburkannya aktivitas sekolah juga atas masukan dari beberapa orang tua siswa.

"Sehingga kami memutuskan meliburkan aktivitas belajar mulai dari TK dan SD. Sementara untuk SMP/sederajat, waktu kegiatan belajar mengajar dimundurkan, yakni masuk mulai pukul 09.00 WIB dan pulang seperti hari biasanya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement