REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengusulkan tempat-tempat suci di sekitar kawasan wisata supaya dikunci andaikan pihak desa adat belum siap untuk melakukan pengawasan. Dengan begitu, kesucian tempat ibadah tidak ternodai oleh ulah wisatawan yang belum terdidik.
"Jika desa adat belum siap, tidak ada yang mengawasi, menurut saya lebih baik dikunci sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat menodai kesucian pura," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu di Denpasar, Rabu.
Menurut Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali, harus ada langkah pencegahan agar wisatawan tak yang berbuat "aneh-aneh" di pura. Ia mengatakan, ada saja wisatawan yang misalnya naik ke pelinggih (bangunan suci) karena memang kurangnya pengawasan, selain tempatnya yang terbuka, maupun ada yang posisinya agak jauh dari tempat aktivitas warga.
"Hal inilah yang mendorong wisatawan sampai melakukan perbuatan naik ke pelinggih," ucap penglingsir (tokoh) Puri Ubud, Gianyar itu.
Kejadian terkini melibatkan dua wisatawan asal Republik Cekska, yakni Idenek Slavka (25) dan Sabina Dolezalova (25) yang videonya viral di Instagram. Mereka dianggap melecehkan palinggih (bangunan suci) di Pura Beji Monkey Forest, Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar setelah kedapatan bercebok di pancuran dalam salah satu palinggih di pura tersebut.
Cok Ace tidak menampik berbagai karakter wisatawan asing dapat datang ke Bali karena adanya kemudahan visa masuk ke Indonesia.
"Kemudahan visa dapat memberikan ruang wisatawan untuk bisa masuk dengan lebih leluasa. Saya tidak mengeneralisasi, tetapi ada indikasi itu. Kemudian dengan harga yang murah, mendorong level apapun bisa masuk, termasuk level penjahat," ujarnya.
Untuk menjaring turis yang berkualitas, mau tidak mau menurut Cok Ace, Bali juga harus menyediakan destinasi wisata yang berkualitas dari sisi infrastruktur maupun melakukan penertiban di objek-objek wisata.
"Walaupun nanti berdampak terhadap naiknya harga-harga di Bali, tidak apa-apa. Ini sebuah seleksi, hanya wisatawan yang mempunyai kemampuan cukup yang bisa datang. Kami tidak ingin Bali dijual murah," ucap mantan Bupati Gianyar itu.